Bisnis.com, BANDA ACEH -- Pemerintah Provinsi Aceh masih memiliki banyak pekerjaan rumah pasca 10 tahun tsunami dan masa konflik. Salah satunya adalah mempertahankan perdamaian di tengah proses pembangunan.
Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengatakan, tsunami dan perdamaian pasca konflik telah membuat Aceh lebih terbuka terhadap dunia luar.
"Hanya dalam hitungan menit tsunami menelan korban lebih dari 200.000 jiwa di Aceh. Namun, tak disangka solidaritas masyarakat seluruh dunia yang datang memberi bantuan kepada Aceh," tutur Zaini, Senin (17/11/2014).
Lebih lanjut, Zaini berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu Aceh kembali bangkit, khususnya untuk pembangunan infrastruktur.
"Pasca tsunami pula akhirnya kesepakatan damai antara pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka terjadi di Helsinki. Sekarang masih ada satu perjuangan yakni memelihara perdamaian," lanjut Zaini.
Adapun, menjaga perdamaian di Aceh, menurut Zaini tentu jauh lebih sulit dibandingkan dengan perjuangan untuk mendapatkannya. Salah satu kunci menjaga perdamaian adalah pemerataan pembangunan dan ekonomi di Aceh.
Selain itu, Zaini berharap, agar seluruh pihak yang pernah membantu Aceh, akan terus mendampingi pembangunan khususnya untuk mitigasi bencana.
"Kami akan memanfaatkan bantuan hasil riset sebagai dasar pengambilan kebijakan khususnya di SKPA. Kami masih banyak membutuhkan bantuan terutama pendidikan dan perdamaian," pungkasnya.
Pada tahun ini, Aceh akan mengenang 10 tahun pasca tsunami, dan 9 tahun pasca penyelesaian konflik. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh telah menyiapkan rangkaian acara seperti Aceh Berzikir, upacara peringatan, pameran kebencanaan, malam kesenian, dan lari Tsunami 10 K.
