Bisnis.com, MINAHASA - Harga cabai rawit di sentra perdagangan di Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) naik hingga mencapai Rp70.000 per kilogram (kg).
"Harga cabai rawit di Pasar Langowan, Minahasa sangat mahal hingga Rp70.000 per kg, padahal beberapa pekan sebelumnya hanya di kisaran Rp40.000 hingga Rp50.000," kata Tika Lompoliu, ibu rumah tangga, di Minahasa, Minggu (16/11/2014).
Tika mengatakan harga cabai rawit yang cukup mahal ini membuat dirinya tidak mampu membeli dalam jumlah yang banyak. Bahkan dalam ukuran sedikitpun, tetap masih terasa mahal.
Katanya, jangan sampai harga tersebut terus naik, karena tidak lama lagi akan memasuki perayaan Natal dan Tahun Baru. "Perayaan Natal dan Tahun Baru, akan ada peningkatan kebutuhan pokok, karena sebagian besar masyarakat Sulut akan merayakannya," jelasnya.
Agus (45) pedagang di pasar tersebut mengatakan harga cabai melambung tinggi, akibat stok yang dimiliki sudah menipis.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Jenny Karouw mengatakan pihaknya terus melakukan pemantauan dan pengawasan harga kebutuhan pokok baik di pasar tradisional maupun swalayan.
"Setiap hari ada tim khusus yang memantau pergerakan harga kebutuhan pokok, sehingga akan secepatnya diketahui, jika ada pergerakan harga," jelasnya.
Disperindag Sulut akan terus berkoordinasi dengan kabupaten dan kota sehingga harga kebutuhan pokok, terus terkontrol. "Memang harga cabai mengalami peningkatan, dikarenakan stok di tangan pedagang yang mulai berkurang, juga cuaca yang tak menentu," katanya.
Hal ini, katanya, hukum ekonomi berlaku, jika barang kurang otomatis harga akan meningkat, begitu pula sebaliknya, jika stok melimpah harga pasti murah.
Meskipun mengalami kenaikan, pemerintah akan terus menjaga agar permintaan konsumen tetap terpenuhi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel