Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekeringan Di Jabar Terluas Di Padalarang

Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kab Bandung Barat mencatat lahan pertanian yang paling banyak mengalami kekeringan pada akhir tahun ini terdapat di Kecamatan Padalarang.

Bisnis.com,  BANDUNG — Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kab Bandung Barat mencatat lahan pertanian yang paling banyak mengalami kekeringan pada akhir tahun ini terdapat di Kecamatan Padalarang.

Kepala Distanbunhut KBB, Ida Nurhamida mengatakan, lahan kekeringan yang paling banyak terkena kekeringan mencapai 33 hektare dengan 85 hektare lainnya menyusul kekeringan.

"Total lahan pertanian yang terancam kekeringan mencapai 95 hektare dengan 35 hektare telah mengalami kekeringan," katanya, Jumat (7/11/2014).

Meskipun lahan yang kekeringan cukup luas, tapi minimnya hujan itu tidak akan menyebabkan puso. Karena lahan itu sedang tidak ditanami akibat usai panen. Petani, menuruti saran pemerintah agar menanam lebih awal.

Menurut dia, saat ini kondisi cuaca semakin sulit diprediksi. Seharusnya sejak September atau Oktober sudah mulai memasuki musim penghujan, tapi yang terjadi kemarau masih berlangsung.

Intensitas hujan yang terjadi masih belum merata di semua kecamatan. Ketika hujan terjadi di wilayah utara, maka di wilayah lainnya belum tentu.

"Tapi, berdasarkan prediksi BMKG mulai November ini akan terjadi hujan, makanya mulai saat ini petani harus mempersiapkan diri untuk penanaman. Jika hujan benar-benar turun barukah lakukan penggarapan lahan," ujarnya.

Walaupun hujan tidak turun selama beberapa bulan terakhir, dirinya yakin target produksi padi tahun 2014 sebanyak 157.971 ton GKG dapat tercapai.

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jabar Entang Sastraatmadja mengemukakan pemerintah memiliki kewajiban untuk menyiapkan strategi dalam menangani bencana, seperti kemarau panjang.

“Sudah kewajiban mereka. Bukan hanya sebatas [menunggu] desakan dari petani,” ujarnya.

Menurut dia, pemerintah harus cerdas mengantisipasi bencana alam terhadap komoditas pertanian terutama pangan.

“Seperti memberikan sistem peringatan dini kepada para petani terhadap kemungkinan bencana yang akan terjadi, agar bisa meminimalisir kerugian,” katanya.

Badan Pusat Statistik Jawa Barat mencatat angka ramalan II/2014 produksi padi di Jabar diperkirakan mencapai  11.587.631 ton GKG atau setara 7.270.079 beras atau turun 4,10% dibanding tahun 2013.

Penurunan ramalan produksi pada tahun 2014 disebabkan penurunan ramalan luas panen sebesar 3,14% dan penurunan ramalan produktivitas sebesar 1% jika dibandingkan dengan tahun 2013.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper