Bisnis.com, BANDUNG - Dewan Pengembangan Smart City Kota Bandung berkomitmen untuk mempercepat implementasi smart city Kota Bandung dengan melakukan kajian intensif dan diskusi di setiap tahap kemajuan masing-masing kelompok kerja.
Dewan tersebut membentuk sembilan pokja yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, transportasi, lingkungan, pemerintah, masyarakat, dan teknopolis.
Ketua Dewan Pengembangan Smart City Kota Bandung Ilham Habibie mengatakan pihaknya baru aktif melakukan pertemuan untuk perumusan kebutuhan pengembangan smart city Kota Bandung sejak beberapa bulan lalu dan masih akan terus melakukan hal yang serupa hingga tahap implementasi.
"Kami baru mulai membentuk dewan ini akhir Agustus lalu dengan mulai mencari bentuk dan menentukan kelompok kerja (pokja) sesuai yang direncanakan. Semakin ke sini, kita semakin mengetahui benang merah dari pengembangan smart city di Kota Bandung," ujarnya, Jumat (31/10/2014) malam.
Menurutnya, peranan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat dominan untuk pengembangan smart city. Meskipun, smart city tidak identik dengan adanya TIK di mana juga dibutuhkan sebuah pola pikir yang lebih baik dari sumber daya manusia (SDM) di dalam kota tersebut.
Dia memberi contoh dalam penanggulangan sebuah sampah kota, terkadang tidak harus dibutuhkan sistem pengelolaan sampah yang baik karena dapat memanfaatkan smart atau kecerdasam pikiran SDM untuk menghindari sampah.
"Akan tetapi memang adanya infratsruktur TIK yang yang memadai dapat membantu hadirnya sebuah smart city atau kota cerdas dari berbagai aspek misalnya pendidikan, kesehatan dan pemerintah dalam menjalankan tugasnya untuk melayani masyarakat."
Terdapat beberapa tantangan dalam pengembangan smart city salah satunya dari masalah pendanaan. Namun, Ilham menilai masalah ini dapat diatasi dengan menyederhanakan sebuah sistem agar tidak terlalu rumit dari apa yang direncanakan semula.
Selain itu sebuah kerja sama antar berbagai pihak juga menjadi kunci utama dalam pengembangan smart city, dimana sebelumnya cara berfikir dengan ego sektoral sering kali masih dominan di Indonesia.
"Pada dewan ini ada empat elemen penting yaitu akademisi, pembisnis, komunitas, dan juga pemerintahan. Momentum kerja sama yang baik antar pihak ini sudah mulai terjalin meskipun memang tidak mudah dan dengan ini maka akan banyak masukan hadir untuk penyempurnaannya," ujarnya.
Dewan Pengembangan Smart City Kota Bandung masih akan terus melakukan pertemuan untuk membahas perkembangan masing-masing kelompok pokja yang mana dalam waktu dekat masing-masing sudah harus memiliki pilot project.
Ilham mengatakan pekan depan pihaknya masih akan melakukan pertemuan antar pokja untuk membahas perkembangan yang lebih konkrit dari masing-masing.
"Pada 2015, masing-masing pokja sudah harus memiliki satu atau dua pilot project yang berjalan. Minggu depan kita mulai akan membahas idenya dan rancangan anggaran yang dibutuhkan," katanya.
Menurutnya, permasalahan anggaran tidak perlu dibuat secara detail karena masih dapat dikomunikasikan baik melalui Bappeda atau pihak lain bersama-sama. Namun, dengan adanya pilot project tersebut maka arah dari smart city ini akan lebih terlihat.
Tidak hanya itu dia juga menilai perwujuduan smart city memang tidak dapat cepat atau butuh waktu dimana harus ada literasi dan juga berbagai kemungkinan seperti kegagalan yang harus dihadapin.
Sementara itu, Pemkot Bandung mengharapkan masing-masing kelompok kerja (pokja) yang ada di Dewan Pengembangan Smart City Kota Bandung dalam waktu dekat dapat memiliki blue print rencana kerja.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan pihaknya menargekan pokja yang ada untuk memiliki blue print dalam waktu dua bulan ke depan atau hingga Desember.
"Kami beri target semuanya untuk mempersiapkan blue print agar Desember semua sudah siap. Rencananya program dari masing-masing pokja akan dirangkum dalam sebuah buku dengan tema master plan smart city Kota Bandung," ujarnya.
Dewan Pengembangan Smart City Kota Bandung terdiri dari tiga bagian yaitu dewan pembimbing yang terdiri dari Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan wakilnya, dewan penasehat yaitu para pemimpin perusahaan dan rektor, serta dewan pelaksana yang terdiri dari kalangan pemerintahan, akademisi, hingga industri.