Bisnis.com, JAKARTA--Konsorsium SIAP II menyediakan panduan berseri praktis pengenalan sektor kehutanan bagi kalangan perbankan guna mendorong penyaluran kredit ke sektor tersebut.
CEO WWF Indonesia Efransjah menuturkan menurunnya prospek sektor kehutanan investasi tergolong berisiko tinggi bagi pelaku sektor keuangan. Dia mengungkapkan risiko tersebut dapat dikurangi dengan mengenal karakter, dinamika, pelaku dan pemangku kepentingan.
Efransjah mengatakan semakin kompleksnya permasalah sektor kehutnana, memerlukan kerja sama antara pemerintah, pelaku usaha dan organisasi masyarakat sipil untuk membenahi tata kelola dalam peningkatkan kepercayaan kalangan perbankan pada khususnya.
"Perlu transparansi, akuntabilitas, kelestarian, agar bisa mendorong perbankan memperbaiki tata kelola di sektor kehutanan," ungkapnya, Rabu (29/10/2014).
SIAP II (strengthening integrity and accountability program II) dijalankan oleh sebuah konsorsium tiga lembaga terdiri dari WWF-Indonesia, Indonesia Working Group on Forest Finance dan Transpransi Internasional Indonesia.
Adapun tujuan SIAP II yakni memperkuat kapasitas masyarakt sipil dan media dalam pengawasan tindak pidana kehutanan. Saat ini SIAP II bekerja di empat provinsi Sumatera, yakni Aceh, Riau, Jambi dan Lampung.