Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aset BPR di Sulut Turun 3,41%

Aset bank perkreditan rakyat (BPR) di Sulawesi Utara tercatat sebesar Rp919,83 miliar per Agustus 2014 atau mengalami penurunan tipis sebesar 3,41% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp952,28 miliar.

Bisnis.com, MANADO—Aset bank perkreditan rakyat (BPR) di Sulawesi Utara tercatat sebesar Rp919,83 miliar per Agustus 2014 atau mengalami penurunan tipis sebesar 3,41% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp952,28 miliar.

Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Sulawesi Utara (Sulut) Denny T. Senduk mengatakan penurunan tersebut ditengarai oleh bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Kota Manado dan sekitarnya pada awal tahun ini.

“Bencana itu terjadi awal tahun ini, tetapi setidaknya berpengaruh signifikan terhadap sepanjang tahun ini,” ujarnya, Selasa (28/10).

Meskipun terjadi penurunan secara year on year, aset BPR di daerah berangsur pulih secara bulanan.

Hal itu dibuktikan dengan data Bank Indonesia bahwa aset BPR pada Juli 2014 tercatat Rp899,23 miliar, atau tumbuh 2,29% menjadi Rp919,83 miliar pada Agustus 2014.

Dia menegaskan pihaknya terus mendorong agar BPR terus menyentuh sektor riil hingga ke desa, agar pertumbuhan BPR di Sulut akan terus meningkat.

Menurutnya, masyarakat tidak hanya percaya kepada bank umum, tetapi juga BPR yang ditandai dengan peningkatan kinerja keuangan dari waktu ke waktu.

Saat ini, jumlah BPR yang beroperasi di daerah berjuluk Bumi Nyiur Melambai itu mencapai 17 perusahaan dengan 52 jaringan.

Adapun dana pihak ketiga (DPK) BPR di Sulut mencapai Rp706,08 miliar atau tumbuh tipis 1,67%, dengan rincian tabungan Rp127,53 miliar dan deposito Rp578,54 miliar.

Dia menambahkan ada sejumlah masalah pada industri BPR di daerah tersebut, terutama kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) yang sangat tinggi akibat pembiayaan ganda.

Per Agustus 2014, NPL BPR di Sulut mencapai 10,09%. Meskipun demikian, angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan Juli 2014 sebesar 10,41%.

“Kami berharap, bank umum bisa cek lagi. Jika nasabah tersebut sudah mendapatkan pembiayaan di BPR, perlu dipertimbangkan jika hendak memberikan kredit, sehingga pembiayaan ganda bisa dihindari,” jelas Denny.‎

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Herdiyan
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper