Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KABINET KERJA: Presiden Jokowi Diprotes Kader PDI-P di Daerah

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) wilayah Jawa Barat TB Hasanuddin menilai Kabinet Kerja bentukan Presiden Jokowi kurang memperhatikan kader partainya.
PDI Perjuangan./
PDI Perjuangan./

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) wilayah Jawa Barat TB Hasanuddin menilai Kabinet Kerja bentukan Presiden Jokowi kurang memperhatikan kader partainya.

TB Hasanuddin mengungkapkan dirinya banyak mendapatkan masukan dari kader di daerah yang tidak puas terhadap komposisi kabinet. Menurutnya kebanyakan kader merasa proporsi menteri dari PDI-P kurang banyak.

“Maunya tentu saja proporsional, yang mana PDI-P tidak sama dong dengan Partai Kebangkitan Bangsa [PKB]," ujarnya di gedung DPR, Jakarta Pusat, Senin (27/10/2014).

Dia membeberkan para kader merasa tidak adil terkait formasi kabinet Jokowi dibandingkan dengan jumlah perolehan suara di DPR. Adapun dalam jumlah kursi, PDI-P mendapat 109 kursi, PKB 47 kursi, Partai Nasional Demokrat 32 kursi, Partai Hati Nurani Rakyat 16 kursi.

"Sementara dalam kabinet, kami empat menteri, NasDem tiga menteri. PKB sama dengan PDI-P," tuturnya.

Seperti diketahui, empat kader PDIP yang duduk di kursi kabinet antara lain Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly, Menteri Koperasi dan UMKM Anak Agung Gde Ngurah Puspayoga dan Menteri Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.

Lebih lanjut, TB Hasanuddin menyatakan target kader PDI-P selanjutnya adalah untuk memenangkan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. Menurutnya dengan sistem kabinet proporsional partai berlambang banteng tersebut dapat meningkatkan perolehan suara pada 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Giras Pasopati
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper