Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wali Kota Denpasar 'Semprot' Pengawas Proyek Gara-Gara Ini

Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menegur pengawas proyek SD 17 Dauh Puri, karena pengerjaan fisik bangunan molor dari yang ditargetkan.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, DENPASAR - Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menegur pengawas proyek SD 17 Dauh Puri, karena pengerjaan fisik bangunan molor dari yang ditargetkan.

Proyek senilai Rp1,39 miliar yang digarap PT Hikmah Niaga tersebut tahap pengerjaanya baru mencapai 55%, padahal seharusnya sudah mencapai 75%.

“Payah kalau pekerjaan masih seperti ini, mestinya pekerjaannya harus ditambah, dan tukangnya harus lembur untuk mengejar ketertinggalan. Saya tidak mentoleransi adanya proyek molor di Kota Denpasar,” tegasnya, Senin (23/10/2014).

Rai mengatakan seharusnya kontraktor proyek mengejerjakan dengan lebih baik agar dapat selesai tepat waktu. Dia mengaku khawatir penyelesaikan proyek tidak akan terwujud karena deadline proyek pada 20 November 2014.

“Ini kontraktornya payah, sepantasnya kinerja para pekerja dan jam kerjanya bisa ditambah, ini masih ada waktu walaupun mepet, pelaksana harus bisa mengejar ketertinggalan pekerjaan tanpa mengabaikan kualitas,” keluh Rai Mantra.

Dia memerintahkan bawahannya yang memiliki proyek fisik lebih aktif turun ke lapangan mengawasi kegiataan, sehingga kalau ada permasalahan lebih cepat diselesaikan. Kepala dinas diminta tidak hanya menunggu laporan dari staf, karena disamping masalah waktu penyelesaian, kualitas pekerjaan wajiib diperhatikan.

Selain sidak SD 17 Dauh Puri, wali kota Denpasar juga mensidak pembangunan Gedung Sekolah Autis Kota Denpasar di kawasan Lumintang yang akan menjadi Pusat Layanan Autis. Progres proyek yang di kerjakan oleh CV Payogan Agung dengan nilai kontrak senilai Rp989 juta itu sudah mencapai 85% dari target 68%.

Sebelumnya, wali kota Denpasar dibuat "kebakaran jenggot" karena di wilayahnya terdapat sekolah yang siswanya belajar dengan duduk lesehan di lantai, tepatnya di SD 3 Sesetan, karena dampak penerapan kurikulum 2013 yang membuat siswa harus bergiliran menggunakan ruangan kelas. Alhasil kondisi tersebut menjadi sorotan, lantaran sebagai ibukota Bali, APBD Denpasar mencapai Rp1,59 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Feri Kristianto
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper