Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia berkomitmen untuk terus menyiapkan sistem dan fasilitas yang ramah bagi semua penumpang, termasuk penyandang disabilitas.
Vice President Operasional PT Kereta Api Indonesia Totok Suryono mengatakan KAI telah mulai mengembangkan fasilitas ramah bagi disable tersebut dan akan dilakukan secara bertahap.
"Komitmen kami, setiap stasiun yang dilakukan renovasi atau adanya pembangunan stasiun baru, semuanya akan disiapkan fasilitas bagi difabel sesuai dengan aturan," paparnya dalam diskusi publik bertema Mendorong Implementasi Fasilitas Infrastruktur dan Transportsi Publik yang Ramah bagi Penyandangan Disabilitas di Jakarta, Sabtu (11/10/2014).
Totok mengatakan, jika saat ini masih ada stasiun yang belum ramah bagi penyandang disabilitas, bukan berarti tidak akan disediakan fasilitas, melainkan tengah menunggu giliran untuk perbaikan, karena dirinya mengakui biaya untuk penyediaan fasilitas tersebut tidak mudah.
Meski demikian Totok mengatakan sudah adanya kesadaran untuk memperhatikan difabel yang tak hanya di jajaran pejabat level atas, tapi sampai sudah sampai petugas operasional.
"Jika kami merenovasi stasiun dan kelupaan untuk membuat ramp, mereka selalu mengingatkan kalau ada fasilitas yang kurang," katanya.
Selain itu, dirinya mengakui KAI masih berfokus untuk akses masuk ke stasiun dan dari stasiun untuk masuk ke gerbong kereta api, sedangkan fasilitas pertama masuk ke stasiun masih terlewat.
"Saya baru sadar kalau posisi loket tiket selama ini terlalu tinggi bagi pengguna kursi roda," paparnya.
Selain itu, KAI juga sudah menyediakan fasilitas di kereta api jarak jauh bagi para pengguna kursi roda. Dari 10 gerbong yang biasanya terisi 80 kursi, ada 2 gerbong yang hanya berisi 60 kursi, karena tempat bagi 20 kursi tersebut dicopot dan bisa digunakan untuk pengguna kursi roda bermanuver.
"Kami juga masih memiliki tugas untuk mengedukasi masyarakat untuk bisa ikut peduli terhadap penyandang disabilitas, karena kursi prioritas yang selalu kami sediakan di setiap gerbong KRL masih sering digunakan oleh penumpang yang tidak berhak," katanya.
