Bisnis.com, MAKKAH - Jamaah haji Indonesia akan bergerak dari Makkah ke Padang Arafah, Arab Saudi, Kamis (2/10), untuk melaksanakan wukuf bersama dengan jutaan Muslim lainnya pada Jumat (3/10).
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menjadwalkan sekitar 168.000 anggota jamaah haji Indonesia akan diberangkatkan dalam tiga gelombang.
Gelombang pertama berangkat pukul 08.00-12.00 waktu setempat, gelombang kedua pukul 12.00-18.00 dan gelombang ketiga pukul 18.00 sampai selesai.
Mereka akan berangkat menggunakan bus-bus dari tempat penginapan menuju tenda-tenda yang telah disiapkan di Padang Arafah. Setiap maktab yang terdiri atas sekitar 3.000 anggota jamaah haji akan dilayani oleh 20 bus.
Pada Selasa siang, petugas masih menyiapkan tenda-tenda yang akan ditempati oleh jamaah Indonesia. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta semua persiapan sudah beres sebelum jamaah Indonesia datang.
Kepala Kantor Urusan Haji Indonesia Daerah Makkah Endang Jumali meminta jamaah yang berangkat pagi untuk membawa bekal makanan karena di Padang Arafah makanan baru diberikan pada Kamis malam.
Jamaah yang berangkat Kamis pagi hari diperkirakan sampai di Arafah siang hari, sehingga masih lama menunggu datangnya makanan.
Menurut pengumuman PPIH pada Selasa malam, jamaah akan mendapat 15 kali makan dan satu makanan ringan selama Armina yang meliputi wukuf di Arafah, bermalam di Muzdalifah dan melempar jumrah di Mina.
Wukuf dilakukan sesudah tergelincirnya matahari pada hari ke-9 Zulhijah (yang tahun ini jatuh pada Jumat, (3 Oktober) hingga tenggelamnya Matahari.
Jarak antara Makkah dan Arafah sejauh 21 kilometer. Sementara jarak Makkah ke Mina 6,5 kilometer. Mina ke Muzdalifah 3,5 kilometer. Dari Muzdalifah ke Arafah 11 kilometer.
Dalam kegiatan wukuf, jamaah haji antara lain membaca dzikir, istighfar dan doa baik untuk diri sendiri ataupun untuk orang lain.
Selain itu ada pula jamaah haji yang melaksanakan ibadah tarwiyah yakni dari Makkah tidak langsung ke Padang Arafah pada 2 Oktober, namun menginap dulu di Mina.
Keesokan harinya mereka baru bergerak dari Mina menuju Arafah. Untuk kegiatan yang disunnahkan ini, pemerintah tidak melarang namun juga tidak memfasilitasi