Bisnis.com, TENGGARONG– Populasi pesut Mahakam di Sungai Mahakam Kecamatan Muara Muntai Kabupaten Kutai Kartanegara Kaltim, kini semakin menyusut dan hampir punah.
Jumlahnya diperkirakan tersisa 92 ekor. Hewan mamalia ini terancam populasinya karena semakin tinggi polusi suara di sungai yang dihasilkan kapal-kapal tugboat batu bara yang melintas.
“Pesut pemangsa ikan-ikan dan udang-udang air tawar ini biasa ditemui diperairan Desa Sangkuliman, Kecamatan Muara Kaman, dan di Desa Pela. Keberadaanya kini terancam. Dulu hewan ini bisa dengan mudah di muara-muara sungai diKalimantan,” jelas Pembina Komunitas Save Pesut Mahakam, Arief Rahman, Minggu (28/9) ditemui di Kotabangun, Kutai Kartanegara.
Dikatakan dia, pesut bisa ditemukan pula diratusan kilometer dari muara, yakni di wilayah Kecamatan Kota Bangun. Faktor penyebab matinya mamalia air tawar ini akibat seringnya tersangkut dijaring nelayan atau yang sering disebut oleh masyarakat sekitar rengge.
“Selain itu, pesut terancam mati dengan semakin tinggi metode penangkapan ikan yang tidak sehat seperti, setrum, pencemaran air oleh limbah perusahaan, banyaknya sampah di sungai serta berkurangnya jumlah makanan,” ujar Arief terus menggalakan peduli pesut dengan mendirikan komunitas Save Pesut Mahakam.
Komunitas Save Pesut Mahakam ini sudah berdiri sejak 2009 karena perlunya sosialisasi penyelamatan pesut saat terjebak di jaring nelayan. Secara rutin, komunitas ini sosialisasi dengan pemutaran video kepada masyarakat tentang pesut seperti tata cara evakuasi hewan tersebut.
Pantauan Bisnis, di perairan Sungai Mahakam Desa Kayu Batu Kecamatan Muara Muntai Kutai Kartanegara, terdapat kawanan pesut. Hewan ini muncul ke permukaan air sungai untuk bernapas sama halnya dengan lumba-lumba. Pemandangan pesut di sungai air tawar ini sangat langka dan waktu tertentu saja bisa disaksikan. Pesut memangsa ikan-ikan yang sangat banyak berada di kawasan Muara Muntai.
