Bisnis.com, PEKANBARU--Riau harus bergantung dengan Sumatra Barat dan Sumatra Utara untuk memenuhi kebutuhan bawang merahnya, karena hanya memiliki 15 rumah tangga petani komoditas tersebut.
Zulkifli, Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik Riau, mengatakan sensus pertanian pada 2013 menunjukkan hanya lima kabupaten, dari 12 kabupaten dan kota yang memiliki rumah tangga petani bawang merah.
Pelalawan dan Kampar menjadi kabupaten yang paling banyak memiliki rumah tangga petani bawang merah di Riau, dengan masing-masing lima rumah tangga petani, katanya di Pekanbaru, Kamis (25/9).
Sensus pertanian sendiri dilakukan oleh BPS setiap 10 tahun sekali seperti sensus penduduk.
Hasil dari sensus itu diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai pertumbuhan sektor pertanian di seluruh wilayah Indonesia.
Zulkifli menuturkan Kuantan Singingi dan Siak masing-masing memiliki dua rumah tangga petani bawang merah, sedangkan Rokan Hulu hanya memiliki satu rumah tangga petani komoditas itu.
Menurutnya, kondisi tanah dan cuaca di Riau memang kurang cocok untuk menanam bawang merah, sehingga banyak rumah tangga petani yang memilih untuk menanam tanaman pangan.
Sebagian besar lahan di Riau merupakan lahan gambut yang sulit dikelola untuk menanam tanaman holtikultura.Meski demikian, beberapa kabupaten mulai mencanangkan penanaman tanaman holtikultura sebagai tanaman utama di wilayahnya.
Cara tersebut dilakukan untuk menggerakkan perekonomian masyarakat yang selama ini bergantung dengan kelapa sawit dan karet.
Ketergantungan Riau terhadap pasokan bawang merah dari daerah lain menyebabkan daerah tersebut rentang terkena inflasi saat terjadi gangguan produksi dan distribusi.
Akan tetapi, tingginya daya beli masyarakat di provinsi itu mampu meredam gejolak yang disebabkan inflasi.
Sementara itu, jumlah rumah tangga petani cabai di Riau mencapai 13.296, yang mayoritas berada di Indragiri Hilir.
