Bisnis.com, TOKYO – Sektor manufaktur Jepang menunjukkan pemulihan pada kuartal ketiga setelah sempat goyah pada kuartal sebelumnya, akibat kenaikan pajak penjualan yang melumpuhkan belanja konsumen dan korporasi.
Data sementara pembelian manajer pabrik (Purchasing Manager’s Index/PMI) yang dipublikasikan Rabu (24/9/2014) menunjukkan indeks manufaktur menurun ke nilai 51,7 pada September dari indeks 52,2 pada Agustus.
Meski turun, rata-rata indeks manufaktur kuartal III Negeri Sakura adalah 51,5, lebih tinggi dari rata-rata kuartal II yaitu 50,2.
Ekonom Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Hiroshi Miyazaki menyampaikan sektor manufaktur Jepang sedang memulih, terimbas dari pemulihan ekonomi global.
“Pemulihan ekonomi global mengerek kinerja sektor manufaktur Jepang. Meski begitu, Perdana Menteri Shinzo Abe harus tetap memperkuat kebijakannya terkait belanja rumah tangga dan sektor jasa,” kata Miyazaki di Tokyo, merespons laporan tersebut.
Saat Abe menaikkan pajak penjualan dari 5% menjadi 8% per 1 April lalu, sektor manufaktur langsung terdampak, terlihat dari tingginya jumlah stok di gudang yang tidak terjual. Secara mengejutkan, aspek produksi industri pada data PMI September menunjukkan indeks 53,4, tertinggi dalam 6 bulan terakhir.
Data ini menjadi kabar baik bagi Abe, yang memantau perkembangan aktivitas ekonomi hingga akhir tahun ini untuk memutuskan mengenai kenaikan pajak penjualan menjadi 10% dari 8% saat ini. Sektor manufaktur diharapkan mampu mendongkrak kembali ekonomi yg lesu pasca kenaikan pajak pertama.