Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI CHINA: Pemulihan Ekspor Kerek Indeks Manufaktur

Sektor manufaktur China diprediksikan kembali bergairah pada September setelah jatuh pada beberapa bulan sebelumnya, mengindikasikan ekspor negara tersebut mampu menutup lubang dampak negatif dari keterpurukan pasar properti.
 Manufaktur China/Reuters
Manufaktur China/Reuters

Bisnis.com, BEIJING – Sektor manufaktur China diprediksikan kembali bergairah pada September setelah jatuh pada beberapa bulan sebelumnya, mengindikasikan ekspor negara tersebut mampu menutup lubang dampak negatif dari keterpurukan pasar properti.

Data sementara (preliminary data), pembelian manajer pabrik (Purchasing Manager’s Index/PMI) yang dipublikasikan HSBC Holdings Plc dan markit Economics memprediksikan indeks manufaktur 50,5 pada September, naik dari bulan sebelumnya 50,2 sekaligus tingkat yang sama dari estimasi analis Bloomberg danReuters.

Ekonom HSBC Qu Hongbin mengatakan aktivitas ekonomi Negara Tembok Raksasa menunjukkan tanda-tanda kestabilan pada September, meski keterpurukan pasar properti masih membayangi pertumbuhan.

“Secara umum data menunjukkan ekspansi moderat, dengan pasar properti masih menjadi ancaman utama pertumbuhan. Kita berharap bank sentral dapat kembali mengimplementasikan kebijakan moneter untuk menstabilkan pemulihan,” kata Qu di Hong Kong pascapublikasi data PMI, Selasa (23/9/2014).

Seperti diketahui, saat sektor manufaktur melemah beberapa bulan terakhir, para analis merekomendasikan Perdana Menteri Li Keqiang untuk mengucurkan stimulus setelah sebelumnya ia mempercepat belanja pemerintah dan proyek-proyek infrastruktur.

Data manufaktur Agustus pun sedikit memudarkan pesimistis analis atas perekonomian China, yang dikhawatirkan tumbuh lemah tahun ini akibat lambatnya pemulihan global terutama pada wilayah pusaran aktivitas ekonomi dunia, zona euro dan Jepang.

Di sisi lain, pemerintah baru saja menyuntikkan dana sebesar 500 miliar yuan atau setara US$81,35 miliar ke bank-bank negara untuk meningkatkan likuiditas, setelah rentetan data indikator perekonomian sebelumnya menunjukkan perlemahan.

“Kami yakin kondisi likuiditas akan membaik. Semoga pemerintah tidak terburu-buru memangkas tingkat suku bunga atau rasio cadangan wajib,” kata ekonom Bank of America-Merrill Lynch, Ting Lu.

Meski demikian, para ekonom memprediksikan pemerintah tidak akan kembali menetapkan kebijakan longgar dalam waktu dekat setelah Menteri Keuangan Lou Jiwei akhir pekan lalu menyampaikan China tidak akan tiba-tiba menetapkan kebijakan apapun hanya karena indikator tunggal.

Adapun faktor utama meningkatnya indeks PMI adalah pemulihan ekspor China, seiring kembali naikknya permintaan Amerika Serikat dan Eropa. Adapun data final HSBC/Markit akan diumumkan pada 30 September mendatang, sehari sebelum data manufaktur dari pemerintah.

Data yang sama juga menunjukkan indeks tenaga kerja mengalami penurunan signifikan ke level 46,9, terendah sejak krisis finansial global. Penurunan terdampak oleh lesunya sektor real estate yang memaksa sejumlah tenaga kerja sektor tersebut memilih mengundurkan diri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Nurbaiti
Sumber : Bloomberg/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper