Bisnis.com, NEW DELHI Setelah berhasil meraup investasi total US$53 miliar dari dua negara perekonomian terbesar Asia, yakni Jepang dan China, kini India menunggu gebrakan Perdana Menteri Modi untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi masif negara tersebut, termasuk melalui penyederhanaan birokrasi.
Analis Society for Policy Studies, C Uday Bhaskar menyampaikan, akan sulit bagi Modi untuk memaksimalkan pengelolaan dana investasi jika birokrasi negara terhadap investasi tidak akomodatif. Untuk mengelola investasi yang baru saja diperoleh, Modi dinilai harus merombak total iklim investasi negara tersebut.
Kapasitas India untuk memaksimalkan investasi terbatas. India harus mengelola dengan cara yang tepat. Sementara itu, birokrasi dan penundaan prosedural masih menghambat, ujar Bhaskar, Jumat (19/9).
Birokrasi India dikenal sulit bahkan untuk hal-hal krusial. Pada 2010 misalnya, India dan China menandatangani kesepakatan US$16 miliar untuk pembangkit listrik, namun terhenti sementara hingga saat ini karena sulitnya memperoleh izin lahan.
Adapun ekonom Barclays Plc, Siddharta Sanyal menyampaikan hal utama yang harus dilakukan Modi adalah membersihkan setiap hambatan yang menahan laju pertumbuhan negara tersebut.
Sulit untuk menebak sejauh apa hubungan ketiga negara ini dapat berlangsung mengingat saat ini iklim ekonomi sedang tidak menentu. Yang jelas, India harus terlebih dahulu menyingkirkan hambatan pada perekonomian, untuk dapat meningkatkan daya saing, jelas Sanyal di Mumbai.
Dalam sebulan, Modi mengumpulkan investasi dari Jepang dan China masing-masing sebesar US$33 miliar dan US$20 miliar hingga 5 tahun ke depan. Dalam kunjungannya, PM Jepang Shinzo Abe dan Presiden China Xi Jinping berjanji akan membantu India menekan gunungan defisit dagang India.
Sementara itu, sejak April 2000 total investasi langsung asing Jepang dan China di India mencapai US$17,5 miliar. Untuk menggerakkan mesin perekonomian India yang lesu selama dekade terakhir, Modi menargetkan mengantongi investasi senilai US$1 triliun hingga 2017 mendatang.
Modi juga didorong untuk mempermudah prosedur operasional bisnis di India, sebagai salah satu cara menarik investasi langsung asing. Sejak menjabat pada Mei lalu, Modi telah meningkatkan porsi investasi asing dalam sektor pertahanan dan transportasi.
Modi pun berjanji menghidupkan kembali sektor manufaktur untuk mengurangi ketergantungan negara tersebut pada impor. Sejumlah analis meyakini Modi memiliki kesempatan lebih besar dari pendahulunya untuk menyederhanakan birokrasi.
Pemerintahan Modi tengah berupaya untuk meningkatkan kemudahan berbisnis. Tak lama lagi investasi akan membanjiri India, kata ekonom Nomura Holdings Inc, Sonal Varma. Pada 2013 lalu, India menempati urutan 134 dari 189 negara pada survei bertajuk Ease of Doing Business yang dilansir oleh World Bank.