Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI CHINA: Harga Rumah Makin Rontok

Harga rumah China kembali jatuh pada Agustus sekaligus meluas ke beberapa kota di negara tersebut, menegaskan keterpurukan pasar properti terus membebani pertumbuhan ekonomi.
 Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA- Data Biro Statistik China yang dipublikasikan Kamis (18/9/2014) menunjukkan harga rumah rata-rata turun 1,1%, terakselerasi setelah penurunan 0,9% pada Juli.

Jika dibandingkan dengan Agustus 2013, harga rumah naik 0,5%.Secara total penjualan rumah jatuh 11% selama 8 bulan pertama tahun ini.

Deputi Kepala China Real Estate Information Corp, Lin Bo memprediksikan penurunan harga rumah akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan mengingat secara umum belanja domestik China masih lemah.

Harga rumah akan konsisten turun dalam beberapa bulan ke depan. Para pengembang juga terus memangkas harga properti untuk menarik pembeli ke pasar. Dibandingkan tahun lalu, harga akan melaju negatif pada akhir tahun ini hingga awal tahun depan, kata Lin merespons data tersebut.

Menjelang akhir tahun lalu, harga rumah sempat meningkat hingga meredam kepercayaan diri konsumen negara tersebut. Kali ini, penurunan harga terbesar terjadi di Hangzhou yaitu 2% dari bulan sebelumnya dan turun 5,4% dari periode sama tahun lalu. Harga rumah turun di 68 dari 70 kota yang dipantau pemerintah.

Sementara itu, terkait pertumbuhan ekonomi, sejumlah analis memprediksikan Li tidak akan mencapai target 7,5% meski Peoples Bank of China (PBOC) mengguyurkan dana ke perbankan untuk meningkatkan likuiditas. Salah satu alasan utamanya adalah keterpurukan pasar properti.

Pertumbuhan China akan melambat hingga kuartal keempat, terdampak oleh kelesuan konstruksi properti. Situasi ini membutuhkan dukungan kebijakan lanjut, kata ekonom UBS, Wang Tao di Hong Kong.

Adapun data penurunan harga rumah dipublikasikan menyusul keputusan bank sentral untuk menyuntikkan 500 miliar yuan atau setara US$81,35 miliar ke 5 bank BUMN. Hal ini ditetapkan untuk menurunkan biaya pinjaman dan menjaga putaran dana pada sistem, seiring rencana Beijing untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Sumber : Bloomberg & Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper