Bisnis.com, JAKARTA – Harga rumah baru di China terkoreksi menyusul lemahnya permintaan properti di negeri tersebut karena pihak perbankan memperketat kredit.
Badan Statistik Nasional China mencatat dari 70 kota yang didata, 68 di antaranya mengalami penurunan harga rumah, termasuk di Beijing, yakni 0,9% dan Shanghai sebesar 1,1%. Koreksi ini merupakan yang terbanyak sejak 2011.
Penjualan rumah juga tergerus 11% sepanjang 8 bulan pertama tahun ini, seiring dengan perlambatan ekonomi China dan pengetatan kredit oleh perbankan untuk mengurangi risiko default.
Donald Yu, analis Guotai Junan Securities Co yang berbasis di Shenzhen, mengatakan masih ada kemungkinan harga terkoreksi semakin tajam jika kredit properti tetap ketat, meskipun pemerintah telah meluncurkan sejumlah pelonggaran kebijakan kepemilikan properti.
“Pelonggaran kebijakan meningkatkan jumlah orang yang memenuhi kualifikasi untuk membeli properti, namun jumlah yang mampu ternyata tidak naik signifikan,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg, Kamis (18/9/2014).
Sejak awal September 2014, sebanyak 37 dari 46 kota di China yang sebelumnya memberlakukan pembatasan kepemilikan rumah, telah menghapus atau memperlunak regulasi semacam itu untuk mengurangi penurunan penjualan.
Namun, aksi wait-and-see masih membayangi para pembeli rumah, sehingga harga terpengaruh. SouFun Holdings Ltd mencatat rerata harga rumah baru pada Agustus 2014 turun 0,59% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.