Bisnis.com, RIO DE JANEIRO – Presiden Brasil Dilma Rousseff menandatangani persetujuannya atas perpanjangan keringanan pajak bagi sejumlah perusahaan yang mengekspor barang dan beroperasi di luar negeri.
Secara spesifik, Menteri Keuangan Guido Mantega megatakan keringanan pajak sebesar 9% yang sebelumnya dikenakan pada restoran, perusahaan konstruksi, dan sektor jasa lainnya yang beroperasi di luar negeri, juga akan dikenakan pada sektor manufaktur.
“Seluruh perusahaan sektor manufaktur yang mengekspor barang akan memperoleh restitusi pajak yang nilainya setara 3% dari nilai ekspor. Adapun kinerja sektor komoditas cukup memuaskan, sehingga tidak memerlukan keringanan pajak,” jelas Mantega, Selasa (16/9/2014).
Di masa akhir jabatannya, mantega memastikan keringanan pajak pada upah dan subsidi untuk industri akan diperpanjang hingga tahun depan. Ia pun meyakinkan akan terus berupaya mereformasi sistem keuangan Brasil.
Dilma akhirnya menyetujui permintaan kelompok industri untuk memperpanjang masa keringanan pajak sebluan sebelum ia bertarung mempertahankan kursi kepresidenannya melawan Marina Silva.
Jika terpilih kembali, Dilma harus bersiap mengganti Mantega yang merupakan Menkeu terlama negara tersebut yang menyatakan tidak bersedia melanjutkan jabatannya. Mantega telah kehilangan kredibilitasnya untuk menjadi Menkeu. Ia dinilai gagal mengelola ekonomi Brasil yang justru terjerembab 0,6% pada kuartal II.