Bisnis.com, BEIJING – Investasi langsung asing (foreign direct investment/FDI) China kembali turun, terdampak oleh sentimen negatif yang timbul akibat negara tersebut melakukan investigasi pada sejumlah pabrik asing yang beroperasi di China dengan alasan penegakan hukum antimonopoli.
Kementerian Perdagangan China melaporkan jumlah investasi langsung asing pada Agustus adalah US$7,2 miliar, jatuh 14% dari bulan yang sama tahun lalu. Total FDI selama 8 bulan pertama tahun ini adalah US$78,3 miliar, jatuh 1,8% (year-on-year).
Profesor Peking University’s School of International Studies, Niu Jun memprediksikan dalam beberapa waktu mendatang, FDI China tidak akan menunjukkan pergerakan ke arah positif, mengingat Kadin Amerika Serikat mengkritik keras tindakan investigasi China.
“Dampak dari hubungan China-AS tampaknya amat signifikan. Jika hal ini terus memengaruhi kondisi ekonomi, sulit memprediksikan apa yang akan terjadi,” jelas Jun merespons laporan FDI di Beijing, Selasa (16/9/2014).
Sementara itu, keterkaitan jatuhnya FDI dengan investigasi pada sejumlah perusahaan asing, tidak diiyakan oleh Kementerian Perdagangan.
“Penurunan FDI tidak ada hubungannya dengan langkah penegakan regulasi antimonopoli,” ungkap juru bicara Kemendag, Shen Danyang pascapublikasi data FDI, tanpa menjelaskan maksud ucapannya.
Publikasi data FDI yang turun ini menyusul data sejumlah indikator ekonomi negara tersebut yang menunjukkan perlemahan seperti data produksi industi, penjualan retail, dan investasi tetap.
Jatuhnya nilai FDI yang merupakan faktor penting penggerak perekonomian Negeri Tembok Raksasa menegaskan sulitnya negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping tersebut mengejar target pertumbuhan 7,5%. Sejumlah institusi swasta bahkan beramai-ramai memangkas target pertumbuhan tahun ini ke level 7,2%-7,4%.
Nilai FDI China memang hanya berkontribusi kecil jika dibandingkan dengan pendapatan negara tersebut dari ekspor, yang menyumbang US$2 triliun selama 2013. Sayangnya, si saat yang sama Shen Danyang juga menyampaikan ekspoir negara tersebut diprediksi melemah dalam beberapa bulan mendatang meski situasi perdagangan stabil.