Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

REFERENDUM SKOTLANDIA: Poundsterling Terhempas 0,5%

Negeri Ratu Elizabeth II mendapat pukulan beruntun akhir-akhir ini setelah sebagian Skot, sebutan untuk orang Skotlandia, meminta merdeka dan poundsterling mengalami keruntuhan selama 2 minggu penuh dan terparah sejak November 2013 jelang referendum merdekanya Skotlandia dari Kerajaan Inggris Raya.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, LONDON - Negeri Ratu Elizabeth II mendapat pukulan beruntun akhir-akhir ini setelah sebagian Skot, sebutan untuk orang Skotlandia, meminta merdeka dan poundsterling mengalami keruntuhan selama 2 minggu penuh dan terparah sejak November 2013 jelang referendum merdekanya Skotlandia dari Kerajaan Inggris Raya.

Pound jatuh di hadapan dolar AS sebesar 0,5% menjadi senilai US1,62 per pound pada perdagangan terakhir Jumat lalu. Mata uang ini juga mengalami titik terendah, turun 0,5%, terhadap euro dalam 10 minggu menjadi 79,74 pence per euro pada hari yang sama.

Sebanyak 61% dari 31 ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan pound jatuh lebih dalam lagi ketika warga Skotlandia memutuskan negaranya berpisah dari Inggris Raya pada Kamis, 18 September 2014.

"Ketika pemungutan suara semakin dekat, satu korban yang pasti antara hari ini hingga Kamis depan adalah poundsterling. Mata uang ini akan semakin rapuh terhadap rumor ketidakpastian lainnya," ujar Kepala Strategi Mata Uang Asing dari Canadian Imperial Bank of Commerce, Sabtu (13/9).

Poundsterling mendapat momentum buruk setelah pada 8 September lalu YouGov Plc melakukan polling pendahuluan, menunjukkan lebih banyak orang Skotlandia yang memilih merdeka.

Survei lain yang dilakukan oleh ICM dan dipublikasikan oleh the Guardian menunjukkan kelompok pro-kemerdekaan mendapat 49% dibanding pro-integrasi 51%, di luar golongan putih.

Indeks Bloomberg menampilkan pound jatuh 0,8% akhir bulan lalu dan surat utang Inggris bertenor 10 tahun mencatat rekor kenaikan dalam 5 minggu terakhir setelah Gubernur Bank Sentral Inggris (BoE) Mark Carney mengatakan akan menaikkan suku bunga acuan.

Carney mengatakan kepada peserta Kongres Perdagangan Tunggal (TUC), pelaku usaha harus bersiap membayar kenaikan bunga karena suku bunga akan segera beranjak dari angka 0,5%. Langkah BoE ini dipercaya membuat inflasi bergerak dari target yang dicanangkan sebesar 2%.

Berdasarkan survey ekonom oleh Bloomberg, inflasi harga konsumen melambat pada Agutus 2014 menjadi 1,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arys Aditya
Editor : Sepudin Zuhri
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper