Bisnis.com, PEKANBARU—Nilai ekspor bubur kayu atau pulp dari provinsi Riau sepanjang Januari-Juli 2014 mencapai US$722,4 juta, turun sekitar 13,88% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$838,9 juta.
Zulkifli, Kepala Bidan Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, meski ekspor pulp pada Juli 2014 mengalami peningkatan dibandingkan dengan bulan sebelumnya, total nilai ekspor periode Januari-Juli tahun ini lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Penurunan nilai ekspor pulp pada Januari-Juli 2014 dibandingkan dengan Januari-Juli 2013 mencapai US$116,5 juta,” katanya di Pekanbaru, Minggu (14/9/2014).
Zulkifli menuturkan penurunan nilai ekspor komoditas tersebut membuat kontribusinya terhadap total ekspor non-migas Riau menjadi 10,49%. Sepanjang periode Januari-Juli 2014 sendiri total nilai ekspor non-migas mencapai US$6,89 miliar, tumbuh 5,10% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya US$6,55 miliar.
BPS mencatat nilai ekspor free on board (FOB) pulp pada Juli tahun ini mencapai US$105,96 juta, tumbuh 21,18% dibandingkan dengan nilai ekspor pada bulan sebelumnya US$87,44 juta.
Riau selama ini menjadi provinsi pengekspor pulp terbesar di Indonesia, karena keberadaan beberapa perusahaan pulp and paper yang beroperasi di wilayah tersebut, seperti PT Riau Andalan Pulp and Paper, dan PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
Sementara itu, nilai ekspor kertas dan karton dari wilayah tersebut justru mengalami peningkatan. Pada periode Januari-Juli 2014, nilai ekspornya mencapai US$717,84 juta, naik sekitar 6,23% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$675,68 juta.
Ekspor kertas dan karton pada Juli 2014 mencapai US$96,86 juta, lebih rendah 6,55% dibandingkan dengan bulan sebelumnya US$103,65 juta. Kemudian Tiongkok menjadi negara yang paling banyak mengambil komoditas ekspor dari Riau dengan nilai US$1,36 miliar, disusul India yang menyerap produk ekspor Riau senilai US$1,05 miliar.