Bisnis.com, TANGERANG -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten menyatakan pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten ditopang oleh aktivitas industri/swasta ketimbang program pembangunan yang dilakukan pemerintah daerah.
Budiharto Setyawan, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten mengatakan akibat hal itu fundamental ekonomi Banten cenderung rapuh ketika aktivitas industri yang notabene komoditas ekspor mengalami perlambatan tidak ada sektor lain yang dapat menjaga keseimbangan.
“Motor pertumbuhan ekonomi pada industri pengolahan. Ekonomi Banten ditopang oleh industri yang berorientasi pada ekspor. Maka ketika ekonomi global lemah, pertumbuhan ekonomi Banten secara langsung terkena dampaknya,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (12/9).
Oleh karena itu, lanjutnya, dapat dikatakan pertumbuhan ekonomi Banten merupakan cerminan ekonomi Indonesia yang juga sangat terpengaruh kondisi ekonomi global. Baik secara tahunan maupun kuartal, pertumbuhan ekonomi Banten lanjutnya tidak jauh berbeda dari nasional.
Pada kuartal II/2014, ujarnya, pertumbuhan ekonomi Banten tumbuh 5,28% lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya 5,21%.
Capaian pertumbuhan ini tidak berbeda jauh jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang pada kuartal II mencapai 5,12% dan kuartal sebelumnya 5,22%.
Tingginya kontribusi industri atas pertumbuhan ekonomi, lanjutnya, hingga saat ini belum dibarengi dengan stimulus pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
Padahal, lanjutnya, pembangunan infrastruktur yang selama ini dianggap menjadi masalah nomor satu di Banten berperan sangat signifikan terhadap ekonomi daerah.
“Jika pembangunan infrastruktur berjalan dengan baik, maka akan tercipta konektivitas antardaerah sehingga memperlancar jalur distribusi dan secara otomatis meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun, kami lihat kini pembangunan infrastruktur sudah mulai berjalan dengan baik,” ujarnya.
Sangat bergantungnya pertumbuhan ekonomi Banten terhadap industri, tuturnya, seharusnya dapat diimbangi dengan kontribusi sektor pertanian yang dahulu sempat menjadi tumpuan ekonomi provinsi ini.
Sehingga, ketika ekspor barang industri tengah terkontraksi akibat perlemahan ekonomi global, kontribusi sektor pertanian dapat menutup kerugian yang dialami oleh sektor industri.
Oleh karena itu, tuturnya, dengan adanya peraturan daerah tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan, diharapkan keseimbangan ekonomi dapat tercipta.
Syech Suhaimi, Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Banten dalam keterangan resmi pertumbuhan ekonomi Banten kuartal II/2014 menyatakan peningkatan pertumbuhan ekonomi regional secara kuartalan didorong oleh membaiknya kondisi ekonomi global maupun domestik, sehingga produksi komoditas Banten turut mengalami peningkatan.
Hal itu, tuturnya, terlihat pada industri pengolahan yang mampu tumbuh 2,35% secara kuartalan ( q to q) atau 2% secara tahunan (y on y).
Sementara itu, adanya sejumlah pengerjaan proyek konstruksi yang baru dimulai pada kuartal ini mulai mendorong perekonomian Banten.
Namun demikian, di sisi lain produksi padi yang mengalami penyusutan pada kuartal ini akibat faktor musiman mengakibatkan secara keseluruhan sektor pertanian mengalami perlambatan.
Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan (Ekbang) Provinsi Banten Revri Aroes mengatakan realisasi APBD Banten pada kuartal II/2014 pada bidang pembangunan fisik sudah mencapai 41,88%.
Realisasi APBD dalam bidang fisik yang belum mencapai 50%, lanjutnya, karena hingga saat ini sekitar 60% proyek pembangunan infrastruktur yang menjadi wewenang Pemprov Banten masih dalam tahap pelelangan.
“Jika proses tender selesai, maka realisasi APBD dari sektor belanja modal akan melonjak, Kami optimis hingga akhir tahun target realisasi APBD akan tercapai,” ujarnya kepada Bisnis.
Sementara realisasi APBD pada belanja pegawai menurutnya baru mencapai 34,2%.
Pertumbuhan Ekonomi Banten VS Nasional (%)
Kuartal | Banten | Nasional |
I /2013 | 6 | 6,03 |
II | 5,86 | 5,81 |
III | 5,76 | 5,62 |
IV | 5,84 | 5,72 |
I/2014 | 5,22 | 5,21 |
II | 5,28 | 5,12 |
Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten