Bisnis.com, TOKYO – Bank of Japan (BOJ) memutuskan untuk mempertahankan kebijakan stimulus setelah data-data ekonomi terakhir menunjukkan dampak negatif kenaikan pajak penjualan masih berlangsung. Dewan BOJ menilai negara tersebut masih harus bergulat dengan upaya-upaya mengejar target inflasi 2%.
Bank sentral menyatakan akan meningkatkan basis moneter (monetary base) senilai 60 triliun yen – 70 triliun yen atau setara US$571 miliar-US$666 miliar per tahunnya. Hal ini sejalan dengan konsensus 31 ekonom yang disurvei Bloomberg News.
“Ekonomi Jepang menunjukkan tren pemulihan, meski dampak kenaikan pajak penjualan per April lalu masih berlangsung,” ungkap pernyataan yang dirilis BOJ setelah mengumumkan kebijakan stimulus di Tokyo, Kamis (4/9/2014.
Berdasarkan pantauan BOJ, salah satu sektor yang masih terdampak kenaikan pajak penjualan selain konsumsi masyarakat dan korporasi adalah investasi sektor properti. Pada Juli lalu, produksi industri bahkan melemah, mematahkan harapan BOJ atas pemulihan ekonomi yang sebelumnya diprediksi telah mendekati momentum.
Di sisi lain, BOJ kokoh pendirian dengan mempertahankan proyeksi pertumbuhan. Dewan BOJ yakin ekonomi akan tetap memulih terdampak dari ketatnya pasar tenaga kerja yang mendorong kenaikan upah.
Padahal, sejumlah analis menggarisbawahi upaya BOJ mengejar target inflasi 2% yang belum menampakkan hasil. Setelah mengumumkan perombakan, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyampaikan kabinet barunya akan fokus mengatasi deflasi kronis Negeri Sakura.
“BOJ menyampaikan beberapa unsur ekonomi kini melemah dari ekspektasi, namun masih berharap pertumbuhan terakselerasi. BOJ bisa saja memangkas proyeksi pertumbuhannya, namun selama hal itu belum tercapai, sepertinya mereka akan mempertahankan kebijakan stimulus,” kata ekonom Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities, Hiroshi Miyazaki.
Pelemahan ekonomi menjadi tantangan utama bagi BOJ mengingat bank sentral tersebut membeli jumlah besar obligasi pemerintah dan beberapa aset keuangan untuk membantu Abe menghidupkan kembali perekonomian.