Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDEKS DAYA SAING GLOBAL: Tren Indonesia Meningkat

Indeks daya saing Indonesia di antara negara-negara di dunia mengalami tren kenaikan, terdorong oleh sejumlah kemajuan yakni laju pertumbuhan ekonomi beberapa tahun terakhir, pembangunan infrastruktur, dan konektivitas antardaerah.
Pusat bisnis di Jakarta/Bisnis
Pusat bisnis di Jakarta/Bisnis

Bisnis.com,  JENEWA –Indeks daya saing Indonesia di antara negara-negara di dunia mengalami tren kenaikan, terdorong oleh sejumlah kemajuan yakni laju pertumbuhan ekonomi beberapa tahun terakhir, pembangunan infrastruktur, dan konektivitas antardaerah.

Hal tersebut tercantum pada laporan yang dirilis World Economic Forum (WEF) pada Rabu (3/9/2014) lalu.

Laporan bertajuk The Global Competitiveness Report 2014-2015 tersebut menunjukkan daya saing Indonesia berada di peringkat 34 dari 144 negara dunia, naik dari urutan 38 pada tahun sebelumnya.

“Produk domestik bruto (PDB) Indonesia tumbuh rata-rata 5,8% sejak era pemerintahan baru 2004. Secara umum performa Indonesia amat baik. Sektor infrastruktut dan konektivitas berkembang. Indonesia naik 20 peringkat sejak 2011,” ungkap laporan 548 halaman tersebut.

Indonesia mencatat indeks  4,47 dari rentang indeks 1-7, turun dari indeks tahun sebelumnya 4,53. Meski naik peringkat, indeks daya saing Indonesia konsisten berada di bawah beberapa negara tetangga di ASEAN seperti Singapura yang kokoh di urutan 2 dengan indeks 5,65, dan Malaysia di urutan 20 dengan indeks 5,16.

Untuk meningkatkan daya saing global, laporan tersebut mencatat beberapa faktor yang harus menjadi perhatian Indonesia.

“Indonesia harus mengatasi tingginya korupsi, mengelola defisit perdagangan, pasar tenaga kerja, mendorong partisipasi perempuan, meningkatkan pelayanan kesehatan publik, dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi melalui pemanfaatan teknologi,” tulis laporan tersebut.

Data ekonomi terakhir menunjukkan Indonesia tumbuh 5,12% pada kuartal II, melambat dari kuartal I 5,21%. Adapun total pertumbuhan sepanjang semester I adalah 5,17%, dengan tingkat pengangguran per Mei 2014 sebesar 5,7%. Per Juli lalu, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$123,7 juta.

Survei yang dirilis setiap tahun ini menggunakan tiga indikator utama daya saing. Pertama, unsur peningkatan kesejahteraan (reforming for prosperity). Unsur ini fokus pada upaya negara mencapai pertumbuhan jangka panjang melalui reformasi struktural, yang tercermin misalnya pada keterpenuhan tenaga kerja dan produktivitas.

Kedua, sistem investasi (smart investing). Untuk menjadi negara berdaya saing tinggi, menurut WEF, dibutuhkan investasi berupa keahlian dan inovasi yang membuka kesempatan bagi setiap orang berkontribusi untuk kesejahteraan.

Unsur ketiga yaitu kolaborasi pemerintah dan swasta (public-private collaboration) untuk meningkatkan produktivitas melalui mekanisme visi dan komunikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper