Bisnis.com, BEIJING – Meski dihadapkan pada pelemahan sektor manufaktur, aktivitas sektor jasa China meningkat pada Agustus setelah sempat lesu pada Juli. Data ini menegaskan per paruh kedua tahun ini pertumbuhan Negeri Tembok Raksasa dipicu oleh sektor nonmanufaktur.
Data pembelian manajer pabrik (Purchasing Manager’s Index/PMI) yang dipublikasikan Biro Statistik Nasional dan Federasi Logistik China menunjukkan sektor jasa China naik ke level 54,4 pada Agustus, meningkat dari bulan sebelumnya 54,2.
Di hari yang sama, data yang dipublikasikan HSBC/Markit menunjukkan indeks sektor jasa China 54,1, terakselerasi dari indeks 50,0 pada bulan sebelumnya. Indeks ini merupakan yang tertinggi dalam 17 bulan terakhir.
Meski demikian, peningkatan aktivitas sektor jasa dinilai tidak cukup kuat menopang pertumbuhan. Ekonom HSBC, Qu Hongbin menyampaikan pertumbuhan ekonomi masih berisiko mengalami perlambatan pada semester kedua tahun ini, terdampak keterpurukan sektor properti.
“Sepertinya para pengambil kebijakan harus menetapkan kebijakan longgar untuk mendukung pertumbuhan,” kata Qu di Hong Kong, Rabu (3/9/2014).
Dari publikasi HSBC/Markit, diketahui bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas sektor manufaktur dan jasa adalah tren situasi tenaga kerja.
Ekonom PNC Financial Services Group, Bill Adams menyampaikan data sektor jasa yang dipublikasikan baik oleh pemerintah maupun pihak swasta mengindikasikan terjadinya peningkatan permintaan, kecuali di sektor properti. Senada dengan laporan HSBC/Markit, ia menggarisbawahi tingkat tenaga kerja yang tidak tumbuh signifikan.
Pemerintah China menargetkan pertumbuhan 7,5% pada tahun fiskal ini, untuk mempertahankan jumlah tenaga kerja dan mencegah risiko finansial pada negara. Presiden Xi Jinping ingin sektor-sektor tersebut kokoh agar Negeri Panda dapat mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan.
“Ekspansi ekonomi moderat seiring ekspor yang terakselerasi, meski investasi melambat dan sektor properti masih terkoreksi. Pertumbuhan riil PDB akan sedikit meningkat pada kuartal ketiga,” kata Adams.
Adams menilai pertumbuhan ekonomi masih cukup kuat untuk mencegah peningkatan pengangguran. Namun ia menegaskan, pemerintah harus terlebih dahulu mengatus strategi untuk membereskan pinjaman buruk pada bank-bank China (non-performing loan).
Sebelumnya, data yang dipublikasikan Senin lalu menunjukkan aktivitas sektor manufaktur China melambat pada Agustus, terdampak lemahnya permintaan domestik dan luar negeri. Sejumlah analis merekomendasikan pelonggaran kebijakan untuk mencegah perlambatan pertumbuhan.
Sejalan dengan rekomendasi tersebut, Perdana Menteri Le Keqiang menyampaikan pemerintah akan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang dapat memicu pertumbuhan, terutama pengerjaan proyek-proyek di area kemacetan, pembangunan Rumah Sakit, dan proyek-proyek berorientasi lingkungan.
Adapun pada 2013 lalu sektor jasa menyumbang 46,1% pada PDB, lebih tinggi dari peran sektor manufaktur dan konstruksi. Sektor ini juga yang dinilai berperan besar menghindari China dari risiko krisis finansial global 2008 lalu.