Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MANUFAKTUR CHINA: Bergerak Melambat Akibat Perekonomian Lesu

Indeks pertumbuhan manufaktur China menunjukkan sektor tersebut melemah pada Agustus, menegaskan dampak negatif lesunya permintaan domestik dan luar negeri masih berlangsung.
Manufaktur China/Bloomberg
Manufaktur China/Bloomberg

Bisnis.com, BEIJING - Indeks pertumbuhan manufaktur China menunjukkan sektor tersebut melemah pada Agustus, menegaskan dampak negatif lesunya permintaan domestik dan luar negeri masih berlangsung.

Dua data pembelian manager pabrik (Purchasing Manager’s Index/PMI) yang dirilis pemerintah dan HSBC/Markit pada Senin (1/9) masing-masing menunjukkan indeks 51,1 dan 50,2, turun dari bulan sebelumnya yaitu indeks 51,7 dan 50,3.

Data ini memunculkan spekulasi para analis atas rekomendasi penetapan kebijakan longgar. China dinilai harus segera melonggarkan kebijakan, untuk menjaga momentum permulihan negara perekonomian terbesar kedua dunia tersebut.

Ekonom RBS, Louis Kuijs menyampaikan sektor manufaktur kini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam mengejar target ekspansi.

“Sebaiknya bank sentral segera memangkas tingkat suku bunga atau mengurang itingkat cadangan bank untuk mendorong aktivitas ekonomi,” kata Kuijs di Beijing, merujuk pada upaya meningkatkan belanja domestik.

Padahal saat ini Negeri Tembok Raksasa belum selesai membereskan persoalan kelesuan pasar properti dan banjirnya perbankan bayangan dengan transaksi mencapai US$6 triliun.

Melihat data lebih rinci, indeks 49,9 menunjukkan korporasi-korporasi raksasa Negeri Panda dapat mempertahankan ekspansinya meski tidak agresif.

Sebaliknya, indeks 49,1 menunjukkan UMKM negara tersebut harus berupaya lebih keras untuk berekspansi. Adapun indeks khusus pemesanan ekspor adalah 50,0, garis batas antara ekspansi dan kontraksi.

“Data PMI menunjukkan saat ini perusahaan besar dan menengah China bergerak pada laju tetap,” kata ekonom Greater China, Liu Li-Gang di Hong-Kong. Ia memprediksikan, pertumbuhan kuartal ketiga China akan melambat dan tingkat pinjaman Agustus akan berada di titik kritis.

Sementara itu, ekonom HSBC/Markit Qu Hongbin menggarisbawahi unsur-unsur pabrik seperti produksi, tenaga kerja, permintaan domestik dan luar negeri, waktu pengiriman, dan inventoris bahan mentah yang seluruhnya menunjukkan penurunan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Sepudin Zuhri
Sumber : Bloomberg/Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper