Bisnis.com, KUALA LUMPUR - Maskapai penerbangan Malaysia Airlines (MAS) merumahkan 6.000 pekerjanya dalam upaya restrukturisasi perusahaan itu agar kembali menguntungkan.
Pejabat Khazanah Nasional Berhad, Tan Sri Azman Mokhtar mengatakan semua pekerja tersebut akan menjalani proses pemberhentian secara bertahap dalam tempo 10 bulan.
Dia menjelaskan jumlah pekerja yang dirumahkan tersebut meliputi 30% dari total karyawan MAS yang mencapai 20.000 orang.
"Pemberhentian tersebut merupakan bagian dari 12 rancangan untuk memulihkan kondisi perusahaan dengan suntikan dana 6 miliar ringgit [Rp22 triliun]," katanya, seperti dikutip Antara, Sabtu (30/8/2014).
Namun, sekitar 3.500 pekerja yang dirumahkan itu akan dipekerjakan di perusahaan lain di bawah Khazanah.
Berdasarkan rencana tersebut, perusahaan baru yang diperkirakan akan dibentuk menjelang Juli 2015 akan mempunyai sekitar 14.000 pekerja.
Khazanah memiliki hampir 70% saham MAS. Rancangan pemulihan MAS diawali dengan mengeluarkan maskapai itu dari bursa saham Malaysia menjelang November atau Desember.
Azman menegaskan bahwa suntikan dana 6 miliar ringgit itu bukan merupakan langkah penyelamatan karena dana itu bisa diperoleh lagi dengan memasukkan kembali maskapai penerbangan nasional itu menjelang akhir 2017 dan akhir 2019 di bawah pembentukan perusahaan baru.
MAS diperkirakan kembali mencatat keuntungan dalam waktu tiga tahun atau menjelang 2017.
Kerugian yang dialami MAS semakin memburuk setelah tragedi pesawat Boeing 777-200 yang diduga terhempas di selatan Samudra Hindia pada 8 Maret dan satu lagi pesawat ditembak jatuh di timur Ukraina pada 17 Juli.