Bisnis.com, MANADO - Temuan uang palsu di Sulawesi Utara (Sulut) selama bulan Ramadan yakni Juli 2014 mencapai 102 lembar atau meningkat 96,15% dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya ditemukan 52 lembar.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut Luctor E. Tapiheru menjelaskan temuan uang palsu selama bulan lalu terdiri dari sebanyak 93 lembar dengan nominal Rp100.000, tujuh lembar pecahan Rp50.000, dan dua lembar pecahan Rp20.000.
Peningkatan tersebut, kata Luctor, disebabkan pada bulan tersebut uang yang beredar di masyarakat cukup banyak karena kegiatan keagamaan, seperti Ramadan, Lebaran, dan pengucapan syukur masyarakat Minahasa.
“Di situ kesempatan orang-orang yang tidak bertanggung jawab mengedarkan uang palsu,” tegasnya, Selasa (19/8/2014).
Luctor menambahkan BI meminta masyarakat Sulut untuk meningkatkan kewaspadaan, lebih cermat lagi mengamati, dan meneliti secara seksama uang kertas yang beredar, seiring dengan temuan uang palsu telah menunjukkan peningkatan cukup memprihatinkan.
Secara terus-menerus, pihaknya melakukan sosialisasi tentang keaslian rupiah agar masyarakat dengan mudah mengenalinya dan membedakan uang rupiah asli dan palsu. “Caranya mudah atau dikenal dengan 3D [Dilihat, Diraba, dan Diterawang]. Kami juga sosialisasikan kepada masyarakat sehingga masyarakat semakin mengenal ciri rupiah,” katanya.