Bisnis.com,Jakarta— Pelaku usaha angkutan jalan mengemukakan kekhawatirannya terkait jadwal pendistribusian barang dari Jakarta ke Surabaya yang terhambat akibat amblasnya Jembatan Comal di Pemalang beberapa hari yang lalu.
Kyatmaja Lookman, Presiden Direktur Lookman Djaja Land mengatakan yang menjadi kekwatiran saat ini adalah pendistribusian barang utamanya produk segarseperti sayur dan buah yang mudah rusak. Jika menggunakan mobil yang dilengkapi pendingin , biayanya bisa lebih tinggi lagi, karena truk kulkas harus tetap menyala mesinnya.
“Minimal untuk dry cargo mobil yang bisa dimatikan, sambil menunggu macet untuk memimalisir kebutuhan BBM,”imbuhnya.
Atas kejadian ini pihaknya sebagai pelaku usaha angkutan jalan berharap pemerintah yang baru nantinya lebih memperhatikan infrastruktur, karena kaitannya dengan sektor logistik dan perekonomian nasional.
“Infrastruktur baik, minimal kualitas standar internasional akan mendorong sektor logistik ke arah yang baik khususnya pendistribusian yang aman dan lancar,”tambahnya.
Dikemukakan pemerintah mesti menambah jalan alternatif baru.
Dia menjelaskan, rata-rata jalan raya di Indonesia sudah melewati ambang batas ideal. Saat ini sudah lebih 50.000 kendaraan yang seharusnya hanya menampung daya 20.000 kendaraan. Ditambah dengan pertumbuhan kendaraan yang semakin tinggi tapi tidak dibarengi oleh pertumbuhan ruas jalan.
“Harus disiapkan jalur baru karena pertumbuhan ekonomi memerlukan itu, demi perekonomian kita tidak terhambat,”tambahnya.