Bisnis.com, JAKARTA—Pemberontak pro Rusia mempertontonkan mayat yang dikumpulkan dari lokasi jatuhnya pesawat Malaysian Airline, sedangkan para pemimpin Eropa dan AS terus menekan Presiden Vladimir Putin dan mengisolasinya dari pentas dunia.
Mayat-mayat tersebut disimpan di sejumlah gerbong kereta api di kota Kharkiv setelah upaya tim penyelidik terganggu akibat aksi pemberontak setempat. Kondisi itu spontan memicu kontroversi global.
Sementara itu, pada saat para menteri luar negeri Eropa menuju Brussels untuk menghadiri konferensi tingkat tinggi untuk membahas sanksi pada Rusia, Presiden Barack Obama mendesak Putin untuk mengerem aksi pemberontak yang disebutnya didukung oleh Rusia.
Rusia tersisih dan mengalami hubungan diplomasi paling buruk dengan AS dan Eropa sejak berakhir Perang Dingin. Sanksi yang diberikan negara Barat kepada Putin setelah negara itu menganeksasi Crimea pada Maret, akan diperburuk dengan hukuman tambahan.
Pasalnya, militer Rusia diyakini terlibat menyuplai rudal yang menembak jatuh pesawat milik Malaysia yang membuat 295 penumpang dan awak pesawat meninggal.
Sementara itu, Putin menuduh bahwa lawan-lawannya telah memanfaatkan insiden tersebut untuk kepentingan politik pribadi.
“Tragedi MH17 meningkatkan potensi sanksi terhadap Rusia selain memperburuk pertikaian antara Rusia dan negara Barat,” ujar Tatiana Orlova, ekonom senior Royal Bank of Scotland Group Plc sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (22/7/2014).