Bisnis.com, BEIJING-- Pengembang properti China menawarkan program pembelian kembali (buy back) rumah di atas harga penjualan, sebagai upaya menggenjot penjualan di tengah lemahnya permintaan real estat.
Shanheng Real Estat Group menawarkan pilihan bagi pembeli rumah untuk menjual kembali apartemen mereka pada level harga 40% di atas harga pembelian. Di Wenzhou, DoThink Group menawarkan harga 120% lebih tinggi setelah tiga tahun.
Analis Zheshang Securities Co, Dai Fang menyampaikan saat ini para pengembang berada dalam kondisi terdesak. Mereka membutuhkan dana. Jika penawaran ini berhasil, pengembang lain akan mengikuti, kata Dai Fang di Beijing, Rabu (2/7/2014).
Program ini merupakan strategi terkini para pengembang China untuk menggeliatkan kembali pasar properti, setelah mengurangi harga, menunda proyek baru, dan menawarkan insentif ke pembeli. Para pengembang terdesak untuk memenuhi target penjualan mereka.
Hingga saat ini, 1000 pembeli potensial telah terjaring untuk penawaran buyback. Lebih dari 50 dari 100 unit tersedia telah terjual.
Harga rumah baru China jatuh di stengah dari total 70 kota yang dipantau pemerintah, proporsi terbesar sejak Mei 2012. Menurut riset UBS AG Bank, penurunan sektor properti merupakan risiko terbesar bagi perekonomian China hingga beberapa tahun mendatang.
Penjualan rumah China tergelincir 10,2% pada lima bulan pertama tahun ini, dari periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan jatuh di tengah pengetatan kredit dan perlambatan ekonomi.
Harga rata-rata rumah baru yang dipantau SouFun Holdings turun 0,5% pada Juni dari bulan sebelumnya, terakselerasi dari penurunan 0,3% pada Mei.