Bisnis.com, Baghdad – Amerika Serikat berupaya merangkul seluruh kelompok agama dan etnis di Irak untuk bersatu melawan pemberontak.
Hari ini (24/6), Menteri Luar Negeri AS John Kerry berkunjung ke Arbil, Ibukota wilayah otonom Kurdistan, dan bertemu dengan pemimpin etnis minoritas Kurdi. Presiden Kurdistan Massoud Barzani termasuk di antara pemimpin yang mengikuti pertemuan.
Dalam pertemuan tersebut, Kerry meminta kelompok Kurdi untuk membantu pembentukan pemerintahan hasil pemilu April lalu. Permohonan serupa telah disampaikan mantan Senator Massachusetts tersebut kepada pemimpin Syiah dan Suni di Baghdad.
“Jelas bahwa dia [Barzani] ingin berpartisipasi dalam proses [pembentukan pemerintahan], bahwa dia ingin membantu memilih pemerintahan Irak berikutnya,” kata Kerry kepada stasiun televisi CNN usai bertemu Barzani.
Meski demikian, politisi Demokrat itu tidak mengatakan bahwa Barzani telah mengingkari aspirasi kemerdekaan Kurdi.
Sebelum kunjungan Kerry, Barzani mengisyaratkan kemungkinan kemerdekaan penuh wilayah Kurdistan dari Irak.
“Setelah peristiwa baru-baru ini di Irak, orang Kurdi bisa menggunakan kesempatan ini untuk menentukan masa depan mereka,” kata Barzani kepada CNN.
Kunjungan Kerry dianggap semakin menambah tekanan AS atas pemimpin Irak, terutama Maliki, yang dituduh meminggirkan kaum minoritas Suni dan Kurdi, untuk membentuk pemerintahan inklusif.
Gedung Putih sebelumnya mengatakan perpecahan sektrian telah membantu pemberontak Negara Islam Irak dan Suriah (ISIL) semakin menguasai satu persatu wilayah Irak, sejak merebut Mosul pada 10 Juni lalu.