Bisnis.com, JAKARTA – Asia memimpin tujuan aliran dana investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) di antara benua lain, dengan total FDI senilai US$382 miliar pada 2013. Nilai ini meningkat 4% dari tahun sebelumnya.
Dengan jumlah penduduk produktif terbanyak di antara regional lain, Asia dinilai memiliki daya tarik tertinggi di antara benua lain. Beberapa negara di Asia pun tengah meniti cita-cita pertumbuhan ekonomi mereka.
Fakta tersebut tercantum dalam laporan investasi asing langsung tahunanWorld Investment Report yang dirilis oleh United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) pada Selasa (24/6/2014).
Ekonom Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Prof. Djisman S Simanjuntak mengatakan, negara-negara di Asia hingga beberapa tahun ke depan, diprediksikan akan terus kebanjiran aliran dana masuk investasi asing langsung.
“Negara-negara seperti India, China, Indonesia, akan terus menjadi tujuan FDI, karena penduduknya berusia produktif. Negara-negara berkembang menghadapi masalah aging, di mana penduduk mereka yang produktif lebih sedikit dari total penduduk,” jelas Prof. Djisman di Jakarta.
Ia menambahkan, meski tengah melambat, pertumbuhan negara-negara Asia secara umum tetap lebih tinggi dari negara-negara maju. Untuk beberapa alasan, perusahaan membutuhkan pertumbuhan tinggi karena mereka mengejar return on investment yang lebih tinggi.
Sejalan dengan fakta tersebut, tahun ini China mempersempit gap perbedaan total aliran dana masuk dengan Amerika Serikat, dengan menjadi tujuan investasi asing langsung terbesar kedua di dunia. Total dana investasi masuk ke China pada 2013 adalah US$124 miliar. Adapun Amerika Serikat masih memimpin, dengan total aliran dana investasi masuk sebesar US$188 miliar.
China merupakan tujuan investasi asing langsung tertinggi di Asia pada 2013, terdorong oleh beberapa kesepakatan besar yang dilakukan China sepanjang 2013. Adapun Hong Kong, menjadi penerima aliran investasi asing langsung terbesar kedua di dunia dengan total US$77 miliar.
Asia Selatan dinilai masih memiliki banyak ‘pekerjaan rumah’ untuk dilakukan, agar dapat menarik investasi asing langsung lebih banyak.
Ketidakstabilan kebijakan makroekonomi India menjadi salah satu faktor yang terus diperhatikan oleh investor. Kebijakan untuk membuka pasar bagi beberapa brand ritel pada 2012, belum berdampak signifikan pada aliran dana masuk ke India.
Total aliran dana masuk India meningkat 17% selama 2013 ke nilai US$28 miliar. Secara total, aliran dana investasi ke Asia Selatan meningkat 10% pada 2013 dengan total US$36 miliar.