Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SURVEI PWC: China Akan Pimpin Belanja Infrastruktur Global

Survei yang dirilis PricewaterhouseCoopers pada Senin (23/6) mengungkapkan China akan memimpin pergerakan belanja global atas proyek modal dan infrastruktur. Sejak 2009, Negeri Tembok Raksasa telah mengambil alih posisi AS sebagai top spender.
PERDANA MENTERI China Li Keqiang berjabat tangan dengan perwakilan pendidikan dari sejumlah wilayah di Beijing, 23 Juni 2014. /REUTERS
PERDANA MENTERI China Li Keqiang berjabat tangan dengan perwakilan pendidikan dari sejumlah wilayah di Beijing, 23 Juni 2014. /REUTERS

Bisnis.com, BEIJING --  Survei yang dirilis PricewaterhouseCoopers pada Senin (23/6/2014) mengungkapkan China akan memimpin pergerakan belanja global atas proyek modal dan infrastruktur. Sejak 2009, Negeri Tembok Raksasa telah mengambil alih posisi AS sebagai top spender.

Adapun belanja modal dan infrastruktur diperkirakan akan melonjak ke nilai US$78 triliun hingga 2025. Pada 2012, belanja investasi sektor ini mencapai US$4 triliun. Saat ini, belanja modal dan infrastruktur telah berpindah fokus ke Timur.

“Negara-negara berkembang, terutama China dan beberapa negara di Asia akan meningkatkan belanja infrastrukturnya, meski tengah berada dalam proses pemulihan dari krisis finansial,” kata pimpinan bidang proyek modal dan infrastruktur Pricewaterhouse, Richard Abadie.

Adapun Amerika Serikat diharapkan menghabiskan setidaknya US$1 triliun pertahunnya hingga 2025 mendatang, naik rata-rata 3,5% per tahun saat ini.

Ahad lalu, data indeks pembelian manajer pabrik (Purchasing Managers Index) China menegaskan pemulihan ekonomi negara tersebut . Survei yang dirilis HSBC Holdings Plc dan Markit Economics menunjukkan  indeks sebesar 50,8 pada Juni, lebih tinggi dari prediksi ekonom yang disurvei Bloomberg, yaitu 49,7. Pada Mei, indeks duduk di level 49,4. Nilai di atas 50 menunjukkan ekspansi.

“Ini adalah nilai yang amat baik. Nilai indeks amat menejutkan, di tengah masyarakat tengah fokus pada investasi struktur dan pasar properti,” kata ekonom Credit Suisse Group AG, Dong  Tao di Hong Kong.

Survei yang sama juga menunjukkan peningkatan produksi dan pemesanan produk ke China, jatuhnya saham barang jadi, dan peningkatan perlahan pengangguran.

Indeks saham MSCI Asia Pacific Index meningkat 0,5% pascarilis survei. Dollar Australia meningkat 0,5%, sentuh level tertinggi sejak 10 April.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Sumber : Bloomberg/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper