Bisnis.com, JAKARTA - Sikap calon presiden nomor urut 1 Prabowo Subianto yang melontarkan pujian dan sepakat terhadap pendapat calon presiden nomor urut 2 Joko Widodo (Jokowi) dalam acara debat, bisa berdampak positif maupun negatif.
"Sikap itu bisa berdampak positif dengan menimbulkan persepri publik tentang sosok Prabowo yang jujur dan ksatria karena mengakui pendapat lawan politiknya. Sebagian masyarakat menyukai sifat pemimpin seperti itu," kata peneliti politik Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo.
Namun dia mengingatkan, sikap itu juga bisa membawa bumerang bagi Prabowo karena berpotensi memunculkan persepsi masyarakat bahwa Prabowo hanya seorang pengikut (follower), tidak memiliki argumen lain kecuali setuju dengan Jokowi.
Dia menuturkan dalam tiga kali debat calon presiden yang sudah terlaksana, Prabowo beberapa kali memuji dan menyampaikan sepakat pendapatnya dengan Jokowi. Bahkan dalam debat putaran kedua, Prabowo menghampiri untuk bersalaman dan berpelukan dengan Jokowi.
"Pun dalam debat ketiga, Prabowo kembali menunjukkan sikap setuju dengan Jokowi bahkan ikut bertepuk tangan dengan pendukung Jokowi setelah pesaingnya itu selesai menjawab pertanyaannya," tuturnya.
Sikap Prabowo itu, tentu memancing perhatian pemirsa debat kandidat karena hal itu merupakan fenomena menarik dalam bagian debat capres.
"Bisa saja sikap tersebut memang mencerminkan sikap Prabowo yang mau menerima kenyataan atau merupakan desain strategi kampanye untuk menarik simpati publik," katanya. (ant/yus)