Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wiranto Sebut Penculikan Aktivis 97/98 Hasil Analisa Pribadi Prabowo

Mantan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) Jenderal TNI TNI (Purn) Wiranto menceritakan kronologis peristiwa penculikan para aktivis yang terjadi dalam kurun waktu 1997/1998 lalu.
Prabowo dan Wiranto. Penculikan Aktivis 97/98 disebut Hasil Analisa Pribadi Prabowo/JIBI
Prabowo dan Wiranto. Penculikan Aktivis 97/98 disebut Hasil Analisa Pribadi Prabowo/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA--Mantan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) Jenderal TNI TNI (Purn) Wiranto menceritakan kronologis peristiwa penculikan para aktivis yang terjadi dalam kurun waktu 1997/1998 lalu.

Wiranto menjelaskan, peristiwa penculikan yang terjadi sejak Desember 1997-Maret 1998 itu dilakukan Prabowo Subianto tanpa ada instruksi langsung dari Panglima ABRI, yang saat itu dijabat oleh Jenderal TNI Faisal Tanjung.

Sementara pengusutan peristiwa tersebut, termasuk pembentukan Dewan Kehormatan Perwira (DKP) dilakukan saat Panglima ABRI  dijabat oleh Wiranto. Wiranto pun sempat meminta keterangan dari Faisal Tanjung terkait hal tersebut.

Menurut Wiranto, Faisal Tanjung sama sekali tidak pernah memerintahkan Prabowo yang kala itu menjabat sebagai Danjen Kopasus untuk melakukan penculikan. Wiranto sendiri, mengaku tidak memerintahkan pasukannya untuk menjalankan aksi penculikan.

"Beliau (Faisal) mengatakan tidak pernah(memerintah), betul-betul tidak pernah. Saya pun mengatakan tidak pernah. Saya mengatasi demonstran dengan persuasif, komunikatif, tidak dengan represif," tuturnya di Jakarta, Kamis (19/6/2014).

Dijelaskan Wiranto, cara-cara represif dan ekstrim hanya akan dilakukan jika negara benar-benar dalam kondisi genting dan mendapat persetujuan dari Panglima ABRI.

Berdasarkan pengusutan DKP, Wiranto pun meyakini tindakan penculikan dilakukan atas analisa pribadi Prabowo.

"Saya yakin bahwa itu dilakukan atas inisiatif sendiri, atas dasar analisis keadaan yang berlaku saat itu. Hasil analisis pribadi, bukan atas perintah," tegasnya.

Terkait dengan status pemberhentian Prabowo, apakah diberhentikan secara hormat atau tidak hormat, Wiranto enggan memberikan penjelasan lebih jauh.

Menurutnya, yang menjadi poin penting adalah Prabowo telah melakukan pelanggaran dengan bertindak tanpa ada instruksi dari atasan.

"Pak Prabowo nyata-nyata oleh DKP dibuktikan beliau terlibat dalam kasus penculikan, maka tentu diberhentikannya sesuai dengan norma yang berlaku. Dengan hormat atau tidak hormat tidak relevan kita debatkan," paparnya.

Sementara perihal pernyataan Prabowo dalam debat calon presiden beberapa waktu lalu yang mengatakan bahwa sebagai prajurit dirinya hanya menjalankan
tugas, dan penilaian benar atau salah ada pada atasan, menurut Wiranto sangat aneh.

Pasalnya penculikan dilakukan saat Panglima ABRI dijabat oleh Faisal. Sementara Faisal sendiri, menurut Wiranto, tidak memberikan isntruksi kepada Prabowo untuk bertindak ekstrim.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper