Bisnis.com, ANKARA - Gerilyawan menculik 49 personel ketika menguasai Konsulat Jenderal Turki di Kota Mosul, Ibu Kota Provinsi Nineveh di Irak Utara, kata satu pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Turki pada Rabu (11/6/2014).
Pernyataan itu mengatakan satu kelompok penyerang bersenjata dari Negara Islam di Irak dan Levant (ISIL) menguasai konsulat tersebut, dan menculik 49 staf serta anggota keluarga mereka, termasuk konsul jenderal, kata Kementerian Luar Negeri Turki di dalam pernyataannya.
Kementerian tersebut juga mengatakan Ankara telah mengerahkan semua sarananya untuk memastikan kembalinya diplomat dan anggota keluarga mereka yang diculik, secara selamat.
Sementara itu, 31 warga negara Turki disandera oleh kelompok gerilyawan yang sama di satu pembangkit tenaga listrik di Wilayah Gyarah di Mosul, kata pernyataan tersebut. Ditambahkannya, upaya pertolongan saat ini sedang dilaksanakan.
Turki dengan keras mengutuk penculikan warga dan anggota misi diplomatiknya, kata pernyataan itu. Turki, katanya, menuntut pembebasan segera warga negara dan staf konsulatnya.
ISIL, yang secara umum dikenal sebagai Al Qaida di Irak, menguasai Mosul, kota terbesar kedua di Irak, dan Tikrit, ibu kota provinsi lain, masing-masing pada Selasa (10/6) dan Rabu, dalam bentrokan barunya dengan pasukan keamanan pemerintah.
Bentrokan berdarah yang berkecamuk terus antara gerilyawan dan pasukan keamanan pemerintah telah memperlihatkan situasi keamanan di negeri tersebut bertambah buruk.
Nineveh adalah provinsi dengan mayoritas warga adalah pemeluk Sunni dan Ibu Kotanya, Mosul, telah lama menjadi kubu bagi kelompok gerilyawan sejak serbuan pimpinan AS terhadap Irak pada 2003.