Bisnis.com, MANADO--Penyaluran kredit pertanian perbankan Sulut pada triwulan I/2014 menunjukkan tren penurunan. Hal itu disebakan para petani yang belum optimal memanfaatkan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengetatan kredit perbankan untuk meredam rasio kredit bermasalah.
Data Bank Indonesi triwulan I/2014 mencatat kredit sektor pertanin turun 18,07% (y o y). Kredit pertanian yang disalurkan hanya Rp463 miliar atau menurun dari triwulan I/2013 yang sebesar Rp565 miliar.
Vice President PT Mandiri Tbk., Area Manado Hotman Nainggolan mengatakan penurunan kredit terjadi karena para petani belum optimal memanfaatkan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Padahal, KUR hanya mewajibkan petani menyediakan jaminan sebesar 30% dari total kredit yang diminta.
"Secara administratif, kalau ada agunan maka penyaluran kredit akan sangat mudah," katanya di Manado, Kamis (5/6/2014).
Hotman mengatakan angunan merupakan syarat mutlak sehingga para petani perlu mengusahakan agunan yang umumnya berupa serfitikat tanah, rumah, atau kendaraan.
Secara terpisah, Kepala Dinas Perkebunan Sulut Jenny Karow mengatakan para petani kesulitan mendapatkan fasilitas pembiayaan perbankan karena mayoritas petani tidak punya agunan.
Hal itu menyebabkan para petani kesulitan untuk mengembangkan usaha.
"Petani tidak punya sertifikat tanah sehingga kesulitan untuk dapatkan kredit. Keluhan seperti itu yang paling banyak kami terima," ucapnya.
Penyaluran Kredit Pertanian di Sulut Turun
Penyaluran kredit pertanian perbankan Sulut pada triwulan I/2014 menunjukkan tren penurunan. Hal itu disebakan para petani yang belum optimal memanfaatkan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengetatan kredit perbankan untuk meredam rasio kredit bermasalah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Thomas Mola
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium