Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rasio Utang Perusahaan Singapura Melesat

Utang korporasi Singapura melesat ke level tertinggi di Asia, setelah China dan India, seiring dengan perlambatan ekonomi.

Bisnis.com, SINGAPURA—Utang korporasi Singapura melesat ke level tertinggi di Asia, setelah China dan India, seiring dengan perlambatan ekonomi.

Berdasarkan data GMT Research Ltd., utang perusahaan non-finansial Singapura melonjak 6 kali dari jumlah perputaran uang pada 2013, dari 5,1 kali pada tahun sebelumnya.

Gillem Tulloch, Pemilik GMT Research Ltd. mengatakan tingkat utang perusahaan Singapura sudah di ambang batas, bahkan terus mengikuti kenaikan utang di dua negara dengan ekonomi terbesar di Asia yaitu China dan India.

“Data bahwa utang korporasi Singapura terus meroket selama beberapa tahun terakhir sangat mengejutkan. Mungkin ada beberapa hal yang meleset atau melambatnya ekonomi justru mendorong keadaan saat ini,” ungkap Tulloch.

Sebelumnya, Pemerintah Singapura mengemukakan Negeri Singa ini akan mengalami ekspansi moderat pada tahun ini di tengah krisis tenaga kerja.

Rasio leverage di China naik 7,5 kali dari 6,8 kali pada tahun lalu sedangkan India tumbuh hingga 8,1 kali dari 7 kali.

Menurut GMT Research, perusahaan yang memiliki rasio utang lebih banyak dari arus perputaran uang mengindikasikan ekspnasi bisnis di Singapura akan melambat.

Perusahaan dengan rasio leverage dan aliran uang keluar yang tinggi, termasuk perusahaan yang bergerak di sektor konsumsi, energi, dan material.

“Ada kemungkinan besar pertumbuhan akan dikorbankan kali ini. Saya memperkirakan mereka [perusahaan] akan mengurangi belanja modalnya pada tahun ini untuk mengembalikan posisi neraca keuangannya,” tambahnya.

Masih dalam laporan yang sama, perusahaan Singapura harus mengeluarkan sekitar 37 sen dari kas untuk setiap US$1 dari laba bersih yang diperoleh pada 2013.

Hal tersebut dilakukan karena perusahaan Singapura itu menghabiskan sekitar 40% pendapatannya untuk belanja modal.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper