Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERANG DAGANG, Amerika Serikat Kenakan Bea Masuk Panel Surya China

Amerika Serikat mengenakan bea masuk baru pada panel surya dan produk terkait lainnya dari China pada hari Selasa (3/6/2014), setelah Departemen Perdagangan menuding produk tersebut menggunakan subsidi pemerintah China.
Instalasi solar AS bernilai lebih dari US$ 13 miliar pada 2013, menurut perusahaan riset GTM. /bisnis.com
Instalasi solar AS bernilai lebih dari US$ 13 miliar pada 2013, menurut perusahaan riset GTM. /bisnis.com

Bisnis.com, WASHINGTON - Amerika Serikat mengenakan bea masuk baru pada panel surya dan produk terkait lainnya dari China pada hari Selasa (3/6/2014), setelah Departemen Perdagangan menuding produk tersebut menggunakan subsidi pemerintah China.

Langkah Amerika Serikat ini berpotensi menyulut ketegangan perdagangan antara kedua negara itu.

Produsen panel surya Jerman SolarWorld AG-unit AS mengajukan gugatan bahwa produsen China menghindari pungutan yang diberlakukan pada 2012 dengan menggeser produksi sel untuk panel mereka ke Taiwan, dan terus membanjiri pasar AS dengan produk murah.

Gugatan baru tersebut untuk menutup celah dengan memperpanjang bea masuk yang mencakup panel yang dibuat dengan komponen dari Taiwan.

Dalam keputusan awal, Departemen Perdagangan mengenakan pajak 35,21% pada impor panel dan produk lain yang dibuat oleh Wuxi Suntech Power dan lima perusahaan afiliasi, 18,56% atas impor Trina Solar dan 26,89% pada impor dari produsen China lainnya.

China membalas pengenaan pajak AS  dengan memperkenalkan bea masuk anti-dumping dan anti-subsidi impor polysilicon AS, bahan baku utama dalam sel surya, dan menuduh Amerika Serikat mencoba untuk mengekang impor China.

Di Amerika Serikat, keluhan telah diadukan SolarWorld Industries America, yang membuat panel surya silikon kristal di pabriknya di Hillsboro, Oregon, terhadap perusahaan solar AS yang terutama berfokus pada instalasi.  SolarWorld mengatakan pengenaan bea hanya akan mendongkrak biaya pembangkit solar.

"Keputusan itu merupakan kemunduran besar bagi seluruh industri surya AS karena akan segera meningkatkan harga tenaga surya dan biaya tenaga kerja Amerika di salah satu sektor yang tumbuh paling cepat dari ekonomi AS," kata Koalisi Energi Solar Terjangkau.

Asosiasi Industri Energi Solar mengatakan SolarWorld dan produsen China harus mencoba untuk menyelesaikan sengketa sebelum industri yang terkena dampak buruk.

Akan tetapi SolarWorld mengatakan ada ketidakadilan karena produsen surya China memanfaatkan bantuan pemerintah dari negara mereka sendiri, termasuk pinjaman berbunga rendah dan utilitas gratis, sehingga sulit bagi perusahaan-perusahaan AS untuk bersaing.

"Ini merupakan kemenangan yang kuat untuk SolarWorld dan industri manufaktur surya dalam negeri," kata pengacara Tim Brightbill, dari Wiley Rein LLP, mewakili SolarWorld.

Departemen Perdagangan AS dan Komisi Perdagangan Internasional ( ITC ) harus mengeluarkan keputusan akhir dalam mendukung SolarWorld sebelum masalah pajak difinalkan.

Pada 2013, impor China atas sel-sel fotovoltaik silikon kristal tercakup dalam keluhan, yang biasanya membentuk elemen dasar dari panel surya dan modul, yang bernilai sekitar US$ 1,5 miliar, kata Departemen Perdagangan.

Instalasi solar AS bernilai lebih dari US$ 13 miliar pada 2013, menurut perusahaan riset GTM. Sekitar setengah peralatan surya dipasang di Amerika Serikat tahun lalu dibuat di China. Di atap pasar surya yang berkembang pesat, angka itu bisa mencapai 71%.

Nilai impor produk surya dari China turun hampir sepertiga sepanjang 2012-2013, sedangkan impor dari Taiwan naik lebih dari 40%, meskipun dengan jumlah yang jauh lebih kecil, menurut data ITC .

Petisi SolarWorld termasuk keluhan bahwa perusahaan-perusahaan dari China dan Taiwan menjual produk solar di Amerika Serikat di bawah biaya. Keputusan awal atas kasusu anti-dumping ini diputuskan pada 25 Juli.

Keluhan meliputi panel yang dirakit di China dengan bahan baku dari Taiwan atau sel negara ketiga dibuat di China.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper