Bisnis.com, BANDUNG - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat mendesak pemerintah segera membangun klasterisasi bagi industri kecil dan menengah (IKM) otomotif agar berdaya saing saat pasar bebas Asean 2015.
Ketua Apindo Jabar Dedy Widjaja mengatakan selama ini pemerintah belum berpihak pada IKM komponen otomotif lokal sehingga produksi mereka sulit berkembang.
"IKM komponen otomotif banyak yang bangkrut gara-gara tidak adanya dukungan dan kebijakan yang membela mereka untuk meningkatkan kapasitas serta produksi," katanya kepada Bisnis, Minggu (1/6/2014).
Menurutnya, saat ini produsen suku cadang asal Jepang sudah banyak berdiri di Jabar dan mampu memproduksi komponen dengan jumlah besar yang dipasok untuk Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM).
Dengan demikian, lanjutnya, IKM otomotif di Jabar kian tertekan yang akhirnya tidak mampu berdaya saing dan gulung tikar.
"Pada saat orde baru IKM komponen itu diklasterisasi dalam kawasan Lingkungan Industri Kecil (LIK). Di sana para pelaku usaha dibina hingga diberikan pemahaman mengenai produksi komponen yang bagus," katanya.
Namun, katanya, saat ini LIK sudah tidak berjalan lagi yang akhirnya IKM komponen otomotif lebih berjalan sendiri-sendiri untuk memproduksi barang.
Oleh karena itu, pihaknya meminta pemerintah berani mengambil kebijakan untuk membuat klasterisasi IKM komponen otomotif bersama ATPM.
"Untuk pembinaan dan sentuhan teknologi itu menjadi urusan pemerintah dan ATPM. Jangan sampai kurangnya teknologi, produk yang kurang berkualitas, serta lainnya menjadi alasan," katanya.
Forum Industri Kecil dan Menengah Jawa Barat meminta pemerintah membangun klasterisasi bagi industri komponen otomotif guna meningkatkan daya saing dengan produk impor.