Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Disarankan di level 15%, Kredit Pertanian di Jawa Timur Justru Tumbuh 40%

Kredit sektor pertanian di Jawa Timur tumbuh 40% meski Bank Indonesia mendorong pertumbuhan kredit diperlambat di level 15%.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, SURABAYA - Kredit sektor pertanian di Jawa Timur tumbuh 40% meski Bank Indonesia mendorong pertumbuhan kredit diperlambat di level 15%.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Jawa Timur Dwi Pranoto menguraikan outstanding kredit sektor pertanian Rp10 triliun per Maret 2014. Jumlah tersebut memang tidak terlalu besar bila dibandingkan dana kelolaan kredit industri pengolahan Rp88,8 triliun.

"Tapi kalau pertumbuhan kredit masih di atas 20% itu berarti tumbuh luar biasa," jelasnya, Senin (19/5/2014).

Dia menggambarkan kredit pertanian, perburuhan dan kehutanan tumbuh 15,96% per Maret 2014. Sedangkan kredit perikanan tumbuh 40,6%.

"Memang ada sedikit pelambatan di kredit perikanan, per Maret 2013 lampau bisa tumbuh 41,6%. Tapi realisasi masih tinggi karena nasional menargetkan kredit hanya tumbuh 15%," tegasnya.

Sekadar sebagai gambaran, kredit yang disalurkan perbankan per Maret 2014 di Jawa Timur Rp311,2 triliun dan sebanyak Rp229,4 triliun (73,7%) kredit modal kerja dan investasi.

Sementara dalam kesempatan berbeda, Vice President Head of Business Banking PT Bank Negara Indonesia Tbk Andhina Budianie menguraikan kredit sektor pertanian di BNI banyak mengandalkan mekanisme kredit ketahanan pangan dan energi (KKPE).

"Tahun ini tidak beda banyak dengan tahun lalu karena plafon KKPE dari pemerintah, sebenarnya kami ingin menambah. Tahun ini di Jawa Timur kisaran Rp300 miliar," jelasnya.

Menurutnya, kredit tersebut secara umum untuk membiayai lini agrobisnis, mulai dari sapi sampai tebu. Sedangkan non performing loan kredit sektor agribisnis terjaga di kisaran 2,5%.

"Untuk tebu bahkan hampir 0%. Kami strateginya menggandeng perusahaan besar untuk menjamin agar ada yang menyerap produk petani," tambahnya.

Dia membenarkan perbankan kerap berhati-hati mendanai kredit pertanian karena risiko besar. Namun, keberadaan perusahaan besar yang menjamin bisa menyerap produksi petani menjadikan risiko tersebut bisa ditekan.

Selain kredit yang berasal dari dana bank, pembiayaan pertanian juga bisa berasal dari dana kemitraan. BNI melalui mekanisme ini menyalurkan Rp100 miliar untuk petani tebu di Mojokerto, Jombang dan Kediri pada musim tanam 2014-2016.

Penyaluran dana kemitraan tersebut melibatkan PTPN X sebagai penjamin dan pengawas penggunaan kredit di lapangan. Direktur SDM dan Umum PTPN X Djoko Santoso menguraikan kredit bergulir sinergi BUMN yang disalurkan melalui perseroan ada Rp425 miliar. “Setiap tahun sejumlah itu,” jelasnya.

Sekretaris Perusahaan PTPN X M. Cholidi menuturkan kredit ketahanan pangan dan energi serta dana kemitraan yang disalurkan 2014 di sektor pertanian tebu sekitar Rp700 miliar. Bunga pinjaman yang dikenakan untuk kredit tersebut 6%, baik yang KKPE dan kemitraan.

“Memang sekarang penjamin risiko kredit pertanian ini masih di PTPN X, tapi kami berharap sebenarnya bank tidak hanya memberikan saja, tetapi juga berbagi risiko yang muncul,” jelasnya saat ditanya problem penyaluran kredit pertanian.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper