Bisnis.com, JAKARTA -- Sebanyak 45 peneliti dan dosen dari Indonesia menghadiri perayaan 50 tahun berdirinya Departemen Malay–Indonesia, yang diselenggarakan di Hankuk University of Foreign Studies (HUFS), Seoul, Korea Selatan.
Para wakil dari Indonesia tersebut berasal dari Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Hasanuddin, Univesitas Negeri Padang, Univesitas Negeri Surabaya, Universitas Jendral Sudirman, Universitas Pakuan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, ITS, Universitas Negeri Yogyakarta, UPN Veteran, Universitas Islam Malang, dan Universitas Magelang.
Dalam kegiatan itu ada total peserta 125 pengajar dan dosen dari berbagai negara, seperti Singapura, Malaysia, China, Jepang dan Indonesia.
“Semua peserta hadir untuk menyampaikan hasil penelitian dalam rangka Seminar Internasional bertajuk Bridging the Unbridgeable: Changing Paradigms in Malay–Indonesia Studies,” kata Devie Rahmawati dari Vokasi Universitas Indonesia, yang ikut dalam HUFS tersebut, melalui surat elektroniknya, Jumat (16/5/14).
Dalam pertemuan itu, Devie juga menjadi penyaji makalah berjudul Analisa Pembentukan Citra Politisi di Antara Publik Luas melalui Jejaring Sosial Twitter.
Kegiatan yang berlangsung 14-16 Mei 2014 ini, katanya, juga menyelenggarakan pameran foto budaya, dan ditutup dengan malam budaya (cultural night), yang menampilkan pertunjukan budaya seperti Tari Topeng, Tari Gatotkaca, Tari Jaipongan, Tari Saman, Tari Seudati. Juga ditampilkan berbagai tarian dari Malaysia dan Korea Selatan.
Devie menuturkan kegiatan yang dibuka Prof. Koh Young Hun, Ketua Departemen Program Malay–Indonesia, sejak berdiri pada 1964, HUFS telah meluluskan sekitar 2.000 mahasiswa.Para alumni telah bekerja di berbagai sektor seperti diplomasi, perdagangan, akademik dan sebagainya.Departemen ini diharapkan mampu menjadi jembatan antarbangsa.
Duta besar Indonesia John A. Prasetio, kata Devie, turut memberikan sambutan di antaranya menyampaikan bahwa sangat mendukung pelaksanaan konferensi seperti ini.
Disebutkan hubungan Indonesia-Korea yang sangat erat, terbukti dengan jumlah warga Korea Selatan di Indonesia sebanyak 85.000 orang, dan telah hadir 1.600 perusahaan Korea Selatan di Indonesia.
Para peneliti dari Indonesia, tambahnya, di antaranya membawakan makalah dengan tema seperti Seni batik sebagai representasi silang budaya pada identitas masyarakat Asia Tenggara. Menyongsong Seabad Bahasa Indonesia. Peluang dan Tantangan Menuju Bahasa Indonesia sebagai Salah Satu Bahasa Internasional, dan lainnya.