Bisnis.com, SEMARANG--Produksi garmen Semarang diproyeksi meningkat 10% sepanjang kuartal I/2014 seiring peningkatan impor bahan baku.
Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Kota Semarang Agung Wahono mengatakan produksi garmen terkait erat dengan bahan baku impor antara lain spinning cotton dan polyester.
"Produksi garmen naik kira-kira 10%. Memang kita tergantung bahan baku impor, spinnng cotton itu 100% impor, kalau polyester ada yang diproduksi di dalam negeri," ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Senin (28/4/2014).
Dalam proses produksi garmen, imbuhnya, produsen melakukan pencampuran komponen bahan baku cotton dan polyester. Misalnya, 20% polyester dan 80% spinning cotton.
Agung menuturkan produk spinning cotton a.l. diimpor dari Australia, Amerika Serikat, Brasil, Rusia, dan India. Kualitas terbaik dan harga tertinggi diimpor dari Australia dan AS.
"Dolar naik harga bahan baku ikut naik, tapi kita kan jualnya dalam dolar juga karena mayoritas berorientasi ekspor," kata Agung.
Pada Januari-Februari 2014, ekspor tekstil dan produk tekstil Jateng tercatat mencapai US$366,34 juta dengan negara tujuan terbesar AS, China, dan Jepang. Nilai ekspor tersebut meningkat 16,3% dari periode yang sama tahun lalu, yakni US$315,2 juta.
Di sisi lain, impor tekstil dan barang tekstil Jateng juga cukup tinggi. Sepanjang Januari-Februari 2014, nilai impornya tercatat mencapai US$204,48 juta atau meningkat 19,25% year-on-year yang tercatat US$171,46 juta.
Impor Bahan Baku Naik, Produksi Garmen Semarang Meningkat10%
Produksi garmen Semarang diproyeksi meningkat 10% sepanjang kuartal I/2014 seiring peningkatan impor bahan baku.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ana Noviani
Editor : Ismail Fahmi
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
59 menit yang lalu
Dipanggil Pekan Depan, Polda Metro Jaya Minta Firli Bahuri Kooperatif
2 jam yang lalu