Bisnis.com, JAKARTA - Nama Jacob Soetoyo sempat menjadi perbincangan hangat publik setelah menjadi tuan rumah pertemuan antara calon Presiden yang diusung oleh PDI-Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) dengan beberapa duta besar di kediamannya di kompleks perumahan elit Permata Hijau Jakarta Selatan, 14 April lalu.
Ikut hadir dalam pertemuan tertutup itu yakni Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Dubes AS, Dubes Meksiko, Dubes Vatikan, Dubes Norwegia, Dubes Turki.
Terpilihnya rumah Jacob Soetoyo sebagai tempat pertemuan penting tersebut, menjadi pertanda betapa berpengaruhnya sang pengusaha ini. Siapa sebenarnya sosok Jacob Soetoyo?
Jacob saat ini menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama PT Alakasa Industrindo Tbk.
Alakasa Industrindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan manufaktur ekstrusi alumunium, atap, dan alumunium produk fabrikasi.
Berdasarkan laporan keuangannya, Alakasa Industrindo didirikan pada 1972 dan memulai operasi komersial sebagai perusahaan industri alumunium sejak 1973.
Pada 1990, perseroan menawarkan saham perdana (initial public offering/IPO) sebanyak 1,5 juta saham dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.
Pada 2001, perseroan melakukan restrukturisasi dengan mengalihkan kegiatan usahanya (spin-off) kepada anak usaha, PT Alakasa Extrusindo.
Sejak saat itu, kegiatan utama Alakasa adalah melakukan investasi pada beberapa Perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan yaitu Alakasa Company Limited yang telah beroperasi komersial sejak tahun 2000, dan pada perusahaan industri aluminium PT Alakasa.
Didirikan di Singapura
Pada 31 Desember 2013 dan 2012 saham perusahaan yang telah ditempatkan dan disetor penuh berupa saham seri A sejumlah 21.450.000 saham dengan nominal Rp 1.000 (nilai penuh) per saham dan saham seri B sejumlah 80.083.011 saham dengan nominal Rp 650 (nilai penuh) per saham, telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan data Bloomberg, diketahui pemegang saham mayoritas emiten berkode saham ALKA adalah Ryburn Investment Limited, perusahaan yang didirikan di Singapura, sebesar 33,03%. Adapun yang lainnya adalah Sino Alumunium Holding S Pte 25,14%, Ryburn Venture Limited 20,70%, dan PT Gesit Alumas 16,04%.
Namun, diketahui saat ini saham ALKA tidak aktif diperdagangkan. Perdagangan terakhir tercatat pada 6 Januari 2014.
Sementara itu, terkait kinerja perseroan, pada 2013 perseroan mencetak rugi bersih Rp315,49 juta dari sebelumnya mencatatkan laba Rp5,12 miliar. Adapun penjualan tercatat naik 31,39% menjadi Rp1,09 triliun dari Rp836,89 miliar.
Hingga akhir 2013, total aset perseroan tercatat Rp241,91 miliar dengan jumlah kas dan setara kas Rp19,76 miliar. Adapun ekuitas tercatat Rp59,66 miliar, jauh lebih rendah dari total liabilitas yang mencapai Rp182,25 miliar.