Bisnis.com, SINGAPURA—Bank sentral Singapura menjaga laju apresiasi dolar Singapura untuk menggenjot pertumbuhan sekaligus melindunginya terhadap tekanan inflasi. Pasalnya, ekonomi negeri tersebut tumbuh kurang dari perkiraan sejumlah analis.
Kementerian Perdagangan mencatat produk domestik bruto (PDB) naik 5,1% pada kuartal I/2014 dari periode yang sama tahun lalu dan naik 0,1% dibandingkan kuartal IV/2013.Padahal, survei Bloomberg menyebutkan kenaikan PDB bisa mencapai 5,4% 0,4% year on year (yoy).
Bank sentral sendiri merespon data ekonomi tersebut dengan komitmen untuk menjaga laju apresiasi dolar Singapura guna mengimbangi penurunan ekonomi pada kuartal awal tahun ini.
Layaknya negara berkembang lainnya, Singapura juga mengalami perlambatan pertumbuhan akibat kesenjangan pertumbuhan ekonomi dunia.
International Monetary Fund (IMF) bahkan memangkas proyeksi ekspansi ekonomi dunia pada tahun ini sekaligus mendesak emerging markets untuk bersiap menghadapi eksodus modal ke negara maju.
Tidak hanya itu, Singapura juga tengah mengalami krisis tenaga kerja akibat upayanya untuk mengurangi ketergantungan negeri itu terhadap pasokan tenaga kerja asing. Langkah pemerintah tersebut memacu produktifitas sehingga menaikkan upah tenaga kerja lokal.
“Laju pertumbuhan ekonomi Singapura cukup moderat pada kuartal awal tahun ini,” ungkap Selena Ling, ekonom Oversea-Chinese Banking Corp. di Singapura, Senin (14/4).
Kendati Ling melihat adanya perbaikan pada sektor manufaktur dan ekspor yang datang dari kawasan Asia, tetapi tekanannya masih lemah.
Pemerintah sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi Singapura akan mencapai kisaran 2%-4% pada tahun ini.
Dollar Singapura turun 0,2% menjadi US$1,25 terhadap dollar pada pukul 10.08 a.m waktu lokal. Mata uang Singapura tersebut terhitung menguat hampir 1% pada tahun ini.
Data ekonomi pemerintah juga menunjukkan sektor manufaktur tumbuh 4,5% pada kuartal I/2014 dari kuartal sebelumnya sedangkan konstruksi menguat 10,7%. Kontras dengan kedua sektor sebelumnya, sektor industry jasa justru turun 1,8% pada kuartal I/2014.