Bisnis.com, DENPASAR - Pemerintah Provinsi Bali berjanji segera menentukan lokasi pembangunan bandara Bali utara dan memilih kajian salah satu calon investor dalam beberapa pekan mendatang.
“Beberapa minggu lagi harus penentuan lokasi [bandara], dan mulai diketahui investor mana yang akan kami kaji lebih intensif,”ujar Gubernur Bali Made Mangku Pastika.
Sebelumnya, terdapat dua opsi lokasi pembangunan bandara, yakni Kubutambahan dan Sumberkima, Kabupaten Buleleng. Kemungkinan besar lokasi yang dipilih adalah Kubutambahan.
Mangku mensinyalir sulitnya membangun bandara di Sumberkima dengan adanya taman nasional, dan wilayah yang terlalu dekat dengan perbukitan sehingga menyulitkan akses bandara.
Sampai saat ini, terdapat dua calon investor yang melakukan presentasi rencana pembangunan bandara di Bali utara, yakni PT Pembangunan Bali Mandiri (PBM), dan konsultan bandara asal Kanada, Airport Kinesis Consulting (AKC). Selain itu, adapula calon investor asal Jepang dan Singapura yang belum melakukan pemaparan.
Pemaparan paling baru, AKC menawarkan konsep pembangunan bandara di atas laut menggunakan area perairan Tanjung Bungkulan, Kubutambahan. Nantinya, diciptakan pulau buatan seluas 600 Hektar dan jarak dari bibir pantai sekitar 1 Kilometer.
“Mereka bilang secara teknik bisa dibangun walaupun 800 meter, tetapi harus dipikirkan bagaimana cara menguruknya, secara komersial bermasalahkah? Biarlah tim bekerja lagi,”ucapnya.
Menurut dia, pemrov akan memilih investor yang paling menguntungkan, dan paling ekonomis agar segera mencapai balik modal atau breakeven point (BEP) dengan return on investment (ROI) yang baik. Tak kalah penting, konsep harus pro-lingkungan, dan menyesuaikan pola masyarakat.
“Kami ingin suatu saat konsepnya bandara itu milik pemerintah Bali. Jadi harus ada batas waktu, kalau kemahalan kapan akan punya?”ungkapnya.