Bisnis.com, LONDON — International Swaps & Derivatives Association (ISDA) mengatakan kegagalan para regulator Global dalam menyelaraskan upaya reformasi dana senilai US$693 triliun di pasar derivatif dapat mengancam pelemahan pertumbuhan ekonomi dunia.
Di Amerika Serikat, berdasarkan kontrak tahun lalu, pedagang telah melaporkan transaksi derivatif hingga repositori data dan telah diminta untuk memiliki pusat clearinghouse, sementara, regulator Eropa masih mendefinisikan persyaratan.
“Yang harus di sesuaikan adalah aturan yang tanpa diragukan dapat meningkatkan biaya dan kompleksitas. Perusahaan internasional yang bekerja sama dengan pihak internasional lainnya menginginkan regulasi yang konsisten di seluruh dunia,” kata Alan Haywood, Presiden gas hilir BP Plc. via telepon, Rabu (9/4/2014).
Peraturan-peraturan yang diperkenalkan setelah runtuhnya Lehman Brothers Holdings Inc. dengan tujuan mengurangi risiko sistemik telah meningkatkan transparansi, meskipun, peraturan ini menurut survey ISDA telah mengakibatkan aksi lindung nilai menjadi lebih mahal.
Legislator mengatakan perubahan aturan akan meningkatkan kemampuan mereka dalam memonitor pengambilan risiko, mengekang penyalahgunaan pasar dan membuat mereka menjadi lebih mudah dalam mengidentifikasi kepemilikan dana ketika lembaga keuangan mengalami kegagalan.
Ketika sedang bangun dari krisis keuangan, para pemimpin G-20 sepakat untuk mencari solusi untuk mendorong perdagangan sebanyak mungkin melalui pusat clearinghouse yang berada di atas platform regulasi.
Saat ini investor sedang berjuang untuk beradaptasi atas perbedaan aturan regional yang akan dirubah dengan kesepakatan G-20 negara industri yang sedang bertemu pada konferensi tahunan mereka di Munich hari ini.