Bisnis.com, PEKANBARU—Pelaku usaha menilai penanganan kebakaran lahan dan hutan (karhutla) serta serapan tenaga kerja menjadi isu utama yang harus diperjuangkan para calon legislatif setelah terpilih pada 9 April 2014.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Riau Peri Akri mengatakan karhutla yang terjadi hampir setiap tahun menimbulkan dampak yang sangat merugikan dunia usaha dan masyarakat secara umum.
“Kabut asap yang ditimbulkan oleh karhutla bisa mengurangi produktivitas pekerja. Beberapa waktu lalu banyak perusahaan yang mengurangi hingga menghentikan jam kerja untuk menjaga kesehatan pegawai,” kata Peri kepada Bisnis, Senin (7/4/2014).
Dia menambahkan kerugian yang ditimbulkan telah mempengaruhi lintas sektoral seperti lingkungan, kesehatan, hingga jasa dan pariwisata. Hal tersebut berisiko menurunkan minat investasi pelaku usaha jika kebakaran hutan terus terjadi setiap tahun.
Apindo juga menyayangkan pengucuran anggaran dana bencana asap dari APBN 2014 hingga sebesar Rp500 miliar. Anggaran tersebut dinilai mubadzir karena digunakan hanya untuk membereskan ulah segelintir kelompok yang tidak bertanggung jawab.
“Caleg yang terpilih nanti harus bisa menjalankan kontrol sosialnya pada para stakeholder perkebunan maupun hutan. Harus ada regulasi yang tegas terkait dengan pembakaran lahan,” ujarnya.
Peri menuturkan isu selanjutnya terkait dengan minimnya serapan tenaga kerja penduduk lokal pada perusahaan baik skala nasional maupun internasional. Mayoritas, pekerja yang diserap berasal dari Pulau Jawa dan di luar Riau.
Dia menuturkan dari 7.000 lulusan SMK di Riau setiap tahun, daya serap perusahaan setempat masih di bawah 10%. Pemerintah daerah dan perusahaan harus mempunyai political will yang sama untuk mengoptimalkan sumber daya manusia asli daerah.