Bisnis.com, JAKARTA--Sebuah studi terbaru tentang dampak pembangkit listrik batu bara terhadap kondisi genetik dirilis di China.
Hasil studi di China itu menyebutkan bahwa polusi udara akibat pembangkit listrik tenaga batu bara yang memapar kaum ibu telah menyebabkan perubahan genetik yang berdampak pada pelemahan kemampuan belajar pada anak.
Seperti dilansir Bloomberg, bayi yang lahir di barat daya Tongliang sebelum pembangkit ditutup pada 2004, memiliki protein yang dibutuhkan bagi perkembangan otak, jauh lebih rendah dari pada bayi yang dikandung pasca penutupan.
Riset yang dilakukan Columbia University dan Chongqing Medical University ini juga menemukan, anak-anak ini memiliki kemampuan memori yang rendah ketika diuji pada usia 2 tahun.
Columbia Deliang Tang, salah satu penulis laporan tersebut mengatakan hal ini menunjukkan bahwa banyak kebijakan yang berdampak langsung pada penduduk lokal.
Temuan ini semakin memperjelas bukti-bukti krisis polusi di China yang telah memicu kemarahan publik dan memaksa pemimpin setempat melakukan langkah pencegahan guna melindungi lingkungan.
Pemerintah kota Tongliang memang telah menutup pembangkit listrik bertenaga batu bara tersebut pada Mei 2004. Kini, di atas kawasan tersebut sudah berdiri kompleks apartemen dengan lima menara.
Yang Chuntian, salah seorang penduduk Tongliang yang sedang mengandung anak pertamanya pada 1996 tidak menyadari efek buruk dari polusi udara meski tinggal di dekat fasilitas tersebut.
Sejak balita, anaknya yang kini berusia 18 tahun sering mengeluh sakit kepala yang membuatnya tidak responsif.